Dengan penuh ketelatenan/kesabaran Beliau menyimak satu persatu, kumpulan cerpen selama hampir dua minggu dan akhirnya beliau menentukan salah satu kumpulan cerpen untuk dijadikan judul/sampul buku yaitu cerpen Balada Seorang Lengger, Penulis: S. Gilangtresna. Jadilah Cerpen BALADA SEORANG LENGGER (Kumpulan Cerita Pendek) dikirim ke percetakan setelah hampir tiga bulan, saya terima bersamaan hujan deras menerpa warung saya.
Beliau tidak hanya memilihkan salah satu cerpen untuk dijadikan judul/sampul cerpen, Beliau pun memberi Kata Pengantar di dalam buku kumpulan cerpen, duh..bangganya disitu ada salah satu buah pena saya sebagai penulis pemula di baca oleh Beliau. Apa Kata Pengantar Beliau? Mari kita simak bersama. saya kutip sebagian dari Buku Kumpulan Cerpen Balada Seorang Lengger.
Kata Beliau: Kepengarangan Adalah Proses. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang beraksara atau masyarakat yang tingkat literasinya tinggi. Dalam masyarakat yang demikian, kehidupan kesusasteraan berkembang pesat karena kesusasteraan telah menjadi kebutuhan mendasar. Mereka menyadari sastra adalah sumber yang menyebarkan berbagai nilai dan kearifilan hidup sehingga dalam tatanan kehidupan berbudaya, sastra tidak mungkin ditinggalkan.
Dalam kesadaran ini buku kumpulan cerita pendek BALADA SEORANG LENGGER diterbitkan. Antologi yang berisi sembilan belas cerpen ini semuanya mewakili latar belakang Banyumas Raya, baik dalam arti wilayah maupun budayanya. Dan cukup berhasil. Baik citarasa, pengaruh tata nilai, maupun nuansa kebanyumasan sangat terasa.
Ciri khas kelolakan Banyumas sekaligus menjadi salah satu kekuatan salah satu kekuatan antologi ini. Sekarang, ketika globalisasi juga sudah lama merambah dunia sastra, maka unsur lokalitas menjadi hal yang dirindukan. Atau benar kata seorang sastrawan bahwa tidak ada lokalitas yang berdiri sendiri. Karena sesungguhnya lokalitas adalah bagian tak terpisahkan dari globalitas. Artinya, kemunculan nilai lokal justru akan lebih merentangkan keluasan cakrawala dunia sastra. Maka kepada para penulis dianjurkan tidak ragu masuk ke aspek -lokal-selokalnya- dan bila diolah dengan baik maka kelokalan itu akan menjadi kekuatan karya sastranya.
Cerpen yang baik, bagaimana?...........
Silahkan dibaca lebih lanjut didalam buku kumpulan cerpen Balada Seorang Lengger tentang Pengantar dari Beliau yang tidak hanya sekedar pengantar, disitu Beliau memberi wejangan/mengajar tanpa menggurui kita semua.
Dan bila ada yang tertarik tentang kekhasan cerita wongBanyumas dan apa itu cerpen yang baik menurut pendapat Beliau di Kata Pengantarnya?, silahkan kontak, disini. Lebih lanjut tentang Resensi Buku ini sudah di Posting, disini.
Kembali keawal tulisan, karena kiprah saya di dunia maya khususnya di blog kompasiana.com dan mikroblog, saya bisa bertemu dengan Mas Agus Pribadi dan kawan-kawan yang punya mimpi bersama menjadi nyata, dan terwujud menjadi sebuah buku.
Dari delapan belas penulis cerpen antologi, yang semuanya anggota microblog Facebook group Penulis Muda Banyumas [Pena Mas] ini saya baru berinteraksi langsung istilah kerennya Kopdar, baru dengan pepundennya Mas Agus Pribadi, tiga kali. yang lainnya belum pernah sama sekali.
Walau belum pernah/tidak pernah bersua, bagi saya mereka semua jauh dimata tapi dekat dihati, karena saya jadi kenal mereka-mereka melalui tulisan karya mereka, demikian juga mungkin mereka mengenal saya dan bersama mereka saya berbagi impian menjadi kenyataan.