Tahukah bahwa berkiprah di dunia maya, bila memilih dengan tepat apapun bentuk media komunitasnya, lebih banyak manfaatnya dibanding mudharatnya. Misal, bergabung di blog/komunitas kompasiana.com. dari pilihan ini, ternyata saya merasakan adanya manfaat dan kebersamaan yang bisa dikembangkan lebih dari sekedar ikut bergabung dalam suatu komunitas.
Disamping itu saya bisa berinteraksi, belajar, berkreatifitas, menulis, membaca berbagai karakter tulisan, dan disisi lain saya juga bisa meninggalkan jejak berupa buah pena didalamnya. Dan dari disitu pula, akhirnya saya bisa bertemu dengan salah seorang anggota kompasiana.com yang punya mimpi bersama. Siapa Dia?
Awal mulanya, pada hari Senin tanggal 19 Desember 2011 Pukul 13.30 WIB, saya sedang nunggu warung makan.  Saat itu  sedang hujan deras. Saya berasa mimpi, kedatangan tamu Mas Agus Pribadi beserta Istri dan putranya mengendarai motor berboncengan hujan-hujanan. Setelah  saling uluk salam, sambil menenteng satu dus cukup besar, menyapa saya "Ini Mas, buku baru saja diambil dari kantor Pos Dukuhwaluh". Deg, hati saya terharu, salut atas perjuangannya dan Dia kompasianer disini, Apa itu isinya? Purwokerto, 19 Desember 2011.
Saya mengenal Mas Agus Pribadi, dimana lagi kalau bukan di Dunia Maya atau Dunia Abu-abu, kata orang pintar. Berawal berteman di kompasiana.com saling menyapa cukup lama. Sebelum akhirnya bertemu di Facebook dimakcomblangi saudara Fajar yang mengundang saya untuk ikut bergabung di microblog Facebook Group Para Penulis Muda Banyumas (Pena Mas) ternyata dipandegani oleh Mas Agus Pribadi.
Dari situ saya berinteraksi dengan anggota Pena Mas, tanpa pernah bertatap muka dengan mereka-mereka hanya dengan tulisan kami saling sapa. Entah kebetulan atau entah apa? ternyata teman-teman group Anggota Pena Mas sedang rembugan akan membuat buku cerpen Antologi, di salah satu Tag-nya "blaa blaa...antologi blaa blaaa", saya baca ini, pikiran saya waktu itu makanan apa pula nih..antologi? maka saya komentari "Mas antologi niku nopo/apa itu?" walah kalu ingat ini, ketawa sendiri
Dari situ mula saya tahu apa itu antologi, "Mengumpulkan penulis cerita dijadikan satu buku" Â dipostingan berikutnya saya komentari "saya punya cerita, boleh ikut", sesaat kemudian ada komentar lagi "boleh, kirim ke email ini.....". beberapa hari kemudian saya kirim, wuuusss.
Tulisan yang saya kirim itu sudah pernah saya publish di blog. kompasiana.com . Setelah itu "lupakan" bisik pikiran saya waktu itu, terima monggo tidak juga tidak apa-apa, maklum disamping pemula membuat buah pena. Saya hobi kuliner, seni olah rasa.
Tapi berkat motor penggerak dan pendiri group ini, Mas Agus Pribadi. Terkumpulah  sembilan belas cerpen anggota group Pena Mas dan akhirnya disatukan dalam suatu buku antologi cerita pendek, bisa yaa..? itulah Dunia Maya ternyata bisa jadi nyata. terimakasih Mas Agus dan Anggota Pena Mas berkah mimpi kita bersama jadi kenyataan. Tanpa kalian mimpi kita bersama tak mungkin kasembadan/tercapai dan itulah indahnya berkah mimpi bersama.
Maka dari mimpi kita bersama itu lahirlah Buku Antologi Balada Seorang Lengger (Kumpulan Cerita Pendek), sudah saya baca semua tanpa terlewat satu hurufpun, dan didalam kumpulan cerpen tersebut salah satunya buah pena saya yang pertama jadi sebuah Buku. Siapa, yang menentukan judul dari sembilan belas penulis cerpen? Ternyata bukan sembarang orang, siapa dia?
Perjuangan Mas Agus Pribadi, dkk. tidak hanya sampai mengkoordinir dan menerbitkan. Ternyata, sebelum buku ini dikirim ke penerbit pun Mas Agus beserta Mas Lejar Pribadi, sowan/silahturahim ke Pepunden Sastra Banyumas, di Jatilawang, siapa Dia? sudah diposting disini Beliau adalah Penulis Novel Ronggeng Dukuh Paruk, dijadikan sebuah Film, dan disini disitulah kebesaran jiwa Pepunden Sastra Banyumas yang rendah hati, silahkan disimak bila ingin mengenal beliau atau ingin menyambangi Beliau untuk silahturahim, disitu ada alamatnya.
Dengan penuh ketelatenan/kesabaran Beliau menyimak satu persatu, kumpulan cerpen selama hampir dua minggu dan akhirnya beliau menentukan salah satu kumpulan cerpen untuk dijadikan judul/sampul buku yaitu cerpen Balada Seorang Lengger, Penulis: S. Gilangtresna. Jadilah Cerpen BALADA SEORANG LENGGER (Kumpulan Cerita Pendek) dikirim ke percetakan setelah hampir tiga bulan, saya terima bersamaan hujan deras menerpa warung saya.
Beliau tidak hanya memilihkan salah satu cerpen untuk dijadikan judul/sampul cerpen, Beliau pun memberi Kata Pengantar di dalam buku kumpulan cerpen, duh..bangganya disitu ada salah satu buah pena saya sebagai penulis pemula di baca oleh Beliau. Apa Kata Pengantar Beliau? Mari kita simak bersama. saya kutip sebagian dari Buku Kumpulan Cerpen Balada Seorang Lengger.
Kata Beliau: Kepengarangan Adalah Proses. Masyarakat yang maju adalah masyarakat yang beraksara atau masyarakat yang tingkat literasinya tinggi. Dalam masyarakat yang demikian, kehidupan kesusasteraan berkembang pesat karena kesusasteraan telah menjadi kebutuhan mendasar. Mereka menyadari sastra adalah sumber yang menyebarkan berbagai nilai dan kearifilan hidup sehingga dalam tatanan kehidupan berbudaya, sastra tidak mungkin ditinggalkan.
Dalam kesadaran ini buku kumpulan cerita pendek BALADA SEORANG LENGGER diterbitkan. Antologi yang berisi sembilan belas cerpen ini semuanya mewakili latar belakang Banyumas Raya, baik dalam arti wilayah maupun budayanya. Dan cukup berhasil. Baik citarasa, pengaruh tata nilai, maupun nuansa kebanyumasan sangat terasa.
Ciri khas kelolakan Banyumas sekaligus menjadi salah satu kekuatan salah satu kekuatan antologi ini. Sekarang, ketika globalisasi juga sudah lama merambah dunia sastra, maka unsur lokalitas menjadi hal yang dirindukan. Atau benar kata seorang sastrawan bahwa tidak ada lokalitas yang berdiri sendiri. Karena sesungguhnya lokalitas adalah bagian tak terpisahkan dari globalitas. Artinya, kemunculan nilai lokal justru akan lebih merentangkan keluasan cakrawala dunia sastra. Maka kepada para penulis dianjurkan tidak ragu masuk ke aspek -lokal-selokalnya- dan bila diolah dengan baik maka kelokalan itu akan menjadi kekuatan karya sastranya.
Cerpen yang baik, bagaimana?...........
Silahkan dibaca lebih lanjut didalam buku kumpulan cerpen Balada Seorang Lengger tentang Pengantar dari Beliau yang tidak hanya sekedar pengantar, disitu Beliau memberi wejangan/mengajar tanpa menggurui kita semua.
Dan bila ada yang tertarik tentang kekhasan cerita wongBanyumas dan apa itu cerpen yang baik menurut pendapat Beliau di Kata Pengantarnya?, silahkan kontak, disini. Lebih lanjut tentang Resensi Buku ini sudah di Posting, disini.
Kembali keawal tulisan, karena kiprah saya di dunia maya khususnya di blog kompasiana.com dan mikroblog, saya bisa bertemu dengan Mas Agus Pribadi dan kawan-kawan yang punya mimpi bersama menjadi nyata, dan terwujud menjadi sebuah buku.
Dari delapan belas penulis cerpen antologi, yang semuanya anggota microblog Facebook group Penulis Muda Banyumas [Pena Mas] ini saya baru berinteraksi langsung istilah kerennya Kopdar, baru dengan pepundennya Mas Agus Pribadi, tiga kali. yang lainnya belum pernah sama sekali.
Walau belum pernah/tidak pernah bersua, bagi saya mereka semua jauh dimata tapi dekat dihati, karena saya jadi kenal mereka-mereka melalui tulisan karya mereka, demikian juga mungkin mereka mengenal saya dan bersama mereka saya berbagi impian menjadi kenyataan.
Saya berpendapat bila ingin kenal lebih lanjut dengan seseorang/tokoh/pemimpin, salah satunya kenalilah dari karya tulisan-tulisannya baik yang di blog/mikrobog/media cetak, apapun bentuk karya tulisannya dan siapapun itu orangnya.
Mari kita terus berkarya melalui tulisan yang positif melalui berbagai kanal media maya/nyata. Dengan berkarya tulis positif, kita bisa meninggalkan jejak tapak untuk anak cucu dan generasi kita selanjutnya.
.
Salam,
Purwokerto, 21 Desember 2011.
.
Sumber gambar disini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H