Mata batinku, saat itu berangan "inikah bidadariku dalam baju tidur tipis putih belahan dada bertali merah hati melingkar pinggang ramping, dalam renda-renda bergambar anggrek bulan mekar kuingin segera melepas bunga anggrek bulan dalam balutan tubuh putih pualammu sayang...", detak jantungku berdegup keras, tertutup suara-suara kesibukan diluar sana, "tiada kata mata mengikuti lekuk-lekuk tubuh, rambut terurai lepas, ingin segera....." buyar anganku, saat kau selesai membersihkan diri dari makeup pembungkus keindahan wajah dan bibir alamimu, terdengar bisikin......
"mas, aku hanya ingin bunga anggrek berjumlah tiga yang mekar seperti ini dan tiga berkuncup besar ini, kuberharap akan mekar anggrek bulan ini menerangi bumi, aku suka bulan saat bersinar menerangi bumi. seperti saat ini bulan ini, saat bulan purnama merekah. coba mas lihat keluar lewat jendela...oya tolong bukakkan jendelanya, Â aku ingin melihat bulan menerangi alam semesta dalam kesejukkanNya" aku selalu ingat ini yaa...selalu ingat tersimpan dalam relung hatiku yang paling dalam tak terbuang selalu kukenang.
kumelangkah menyibak korden merah jambu berenda putih bunga angrek bulan, kubuka pelan daun jendela. "ingat mas saat itu bulan purnama pertama kita...." Kutengok kebelakang, bidadariku sudah dibelangku, kutatap mata beningnya dan kudekap kubisikan kata "yaa... sayangku, cintaku saat itu ciuman pertama kita, selalu aku ingat sayang..." kulumat bibir alami, kilat masa kenang terlintas saat getar hati, getar rasa tak terlukis menyeruak masa kenang terulang....terulang?. bersambung.
.
Fuih ternyata menulis fiksi bikin tegang atas bawah, yang atas menguras energi otak dan hati dan yang bawah...bikin laper yaa, mau ML dulu ah.............
. Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H