Akhirnya, data-data tender perbaikan jalan saya copy-paste satu persatu dari pengumuman tender yang ditayangkan pada laman LPSE Provinsi DKI Jakarta ke dalam sebuah file Microsoft Excel. Data tersebut masih sangat mentah. Saya masih harus mengolah data tersebut sebelum diolah kembali dalam aplikasi statistik.
Jika dalam satu tahun ada seratus tender perbaikan jalan, dan di setiap satu tender terdapat sepuluh peserta tender, lalu dalam satu penawaran peserta tender ada empat variabel yang harus kami telusuri, Â maka data yang harus saya olah sekitar enam belas ribu data. Saya nyaris tak punya harapan untuk lulus setelah mengukur waktu dan tenaga yang sangat terbatas.Â
Layar sudah berkembang, pantang berbalik ke daratan. Dengan bantuan seorang teman, berhari-hari kami habiskan tanpa istirahat yang cukup untuk mengolah data tersebut.
Singkat cerita, pengolahan data selesai tepat waktu. Sebagaimana Bajari berhasil mendeteksi indikasi persekongkolan tender di Amerika Serikat dengan penelitiannya, saya pun demikian.Â
Sesuai dugaan, hasil penelitian ini cukup mampu untuk membuat para Pelaku Pengadaan di pemerintah provinsi DKI Jakarta kala itu gusar. Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak cukup mumpuni untuk dinyatakan memenuhi syarat kelulusan.
Pasalnya, saya harus merekomendasikan kebijakan untuk mengatasi permasalahan persekongkolan tender ini. Demi kelulusan, dosen pembimbing saya menyarankan agar memperkuat presentasi pada tahap pencarian dan pengolahan data. Karena hanya itu nilai tambah yang bisa saya tonjolkan. Rekomendasi yang saya rumuskan-mungkin-hanya berkutat di tataran teknis operasional dan belum tepat untuk dikatakan sebuah kebijakan, namun effort yang saya keluarkan untuk penelitian ini sangat besar.
Nyatanya, respon penguji justru di luar dugaan. Keraguan yang muncul dibalas dengan apresiasi. Saran dari dosen pembimbing benar-benar sangat membantu. Alhamdulillah, tesis saya mendapatkan nilai yang cukup baik, meskipun saya masih tidak terlalu yakin dengan rekomendasi yang disusun.
Mungkin capaian studi saya masih jauh dari maksimal. Sampai hari ini saya belum bisa menjadi Perancang Kebijakan Publik yang handal. Tapi-setidaknya-waktu yang saya habiskan selama berkuliah memberikan pengalaman tak tergantikan tentang bagaimana menulis dan menjadi peneliti. Pengalaman itu yang mengantarkan saya menjadi penulis di kompasiana sampai hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H