Saya tak pernah mengira bakal mengenyam pendidikan S2 di Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik (MPKP) di Fakultas Eknomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).Â
Berawal dari ajakan teman sekantor, saya rela mendaftar perkuliahan yang saya tidak kenali ilmunya. Menurutnya, program magister ini bagus dan linier dengan tugas saya di kantor, ia pun hendak mendaftar. Ketika saya sudah siap bertarung dengan calon mahasiswa UI lainnya, ia batal mendaftar.
Kesal dan merasa sendirian, tapi hidup harus terus berjalan. Alhamdulillah, saya lulus seleksi awal. Padahal soal-soal seleksinya terasa amat sulit bagi saya. Saya tidak yakin skor hasil seleksi itu memenuhi ambang batas yang diperkenankan. Yang saya yakini, saya harus menyelesaikan apa yang telah saya mulai.Â
Singkat cerita, saya lalui susah payah menjadi mahasiswa S2 di UI. Reputasi kampus ternama di Indonesia ini cukup membuat saya tertekan. Seolah reputasi saya turut dipertaruhkan. Saya harus mempertanggungjawabkan gelar 'lulus seleksi masuk UI' dengan menjadi alumni.
Rupanya, program perkuliahan dirancang oleh Ketua program studi agar mendorong mahasiswanya terbiasa melakukan penelitian sejak semester awal. Akibatnya-saya yang tak piawai meneliti-mendadak jadi peneliti.Â
Dengan perjuangan keras, judul tesis sudah saya rangkai sejak semester kedua. Masih lekat dalam ingatan, betapa gembiranya saya mendapatkan judul tesis. Seolah tidak peduli tantangan yang lebih berat sudah menanti.
Sesuai dengan konsentrasi yang saya pilih-Ekonomi Persaingan Usaha-tesis yang saya tulis mengangkat topik persekongkolan tender. Makalah Patrick Bajari dari University of Washington menjadi rujukan utama penelitian saya. Dalam makalahnya, ia menganalisa perilaku kolusif pada tender perbaikan jalan di Amerika Serikat.Â
Dengan menggunakan data-data dari otoritas yang berwenang, ia menjelaskan cara mendeteksi perilaku persekongkolan tender secara gamblang. Saya cukup memahami apa yang Bajari ajarkan. Sayangnya, data-data yang digunakan Bajari, tidak mudah didapatkan di lokasi penelitian yang saya incar.Â
Saya memilih Tender Perbaikan Jalan di Provinsi DKI Jakarta periode tahun 2014 s.d. 2017 yang dilaksanakan secara elektronik melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi DKI Jakarta sebagai objek penelitian. Butuh effort untuk mengolah data tersebut sebelum diolah dalam aplikasi statistik. Pekerjaan itu akan jauh lebih mudah jika pemilik data berkenan memberikan datanya.
Menjelang batas waktu penelitian yang telah saya tetapkan, instansi yang bersangkutan tak pernah membalas surat permohonan data yang saya layangkan. Kunjungan saya ke instansi tersebut disambut dengan pengabaian.Â
Label Universitas ternama, tak membuat mereka segan untuk tidak merespon permintaan data untuk penelitian. Mungkin mereka khawatir akan membuka aib. Tapi itu dugaan saya saja. Menolak untuk menyerah, saya pun menempuh jalur yang melelahkan.