Intervensi Yang Tidak Sia-Sia
Upaya Pemerintah-dalam hal ini LKPP-dalam menciptakan eksosistem pengadaan barang/jasa Pemerintah yang kondusif adalah bentuk intervensi pemerintah untuk memastikan para pelaku pengadaan bersaing secara sehat.Â
Dalam kasus e-purchasing-agar intervensi tersebut tidak menjadi sia-sia-Pemerintah mungkin perlu sedikit lagi mengukuhkan posisinya sebagai the invinsible hand di dalam pasar. Caranya, menjadikan katalog elektronik sebagai pasar 'yang sesungguhnya'.
Katalog elektronik saat ini cenderung mempunyai karakteristik pembeli yang homogen, yakni sama-sama aparatur pemerintah. Meski jumlah satuan kerja pemerintah sangat besar dan memberi kesan 'banyak' pembeli, namun preferensi mereka dalam membeli cenderung sama, bahkan kecenderungan untuk berbuat curangnya pun sama.Â
Berbeda dengan marketplace lain yang karakter pembelinya adalah dominan perorangan, preferensi mereka pasti didasarkan atas pertimbangan yang rasional dan efisiensi. Sebab, mereka berbelanja dengan uangnya sendiri. Sementara itu, aparat pemerintah berbelanja dengan uang negara/daerah. Sekeras apapun pengawasan dilakukan, rasionalitas nya akan selalu berbeda dan selalu ada celah untuk melakukan fraud.
Padahal, ciri pasar persaingan sempurna harus diisi oleh penjual dan pembeli yang heterogen. Oleh karena itu, membuka katalog elektronik agar dapat diakses oleh pembeli swasta, BUMN, atau rumah tangga patut dicoba. Membuka seluas-luasnya akses untuk pembeli dari kalangan non-pemerintah sekaligus meningkatkan fungsi pengawasan belanja pemerintah oleh publik, yang diharapkan mampu meminimalisir terjadinya penyimpangan.
Dengan disusunnya RUU Pengadaan Publik, realisasi gagasan ini mungkin dapat terbuka lebar. Kemampuan Pemerintah untuk mengintervensi pasar barang/jasa akan semakin meningkat, bukan hanya bagi instansi pemerintah, tapi juga publik secara luas.
Memperbarui infrastruktur pengadaan Pemerintah mungkin lebih mudah ketimbang mengubah sebuah budaya/kebiasaan aparatur. Butuh proses yang panjang dan kesabaran untuk mencapai equilibrium yang benar-benar diimpikan. Apalagi, di setiap fase pembaruan teknologi akan muncul modus-modus penyimpangan yang juga terbarukan.Â
Kita memang harus percaya bahwa akan selalu ada setan yang berupaya mengganggu keteguhan iman kita dalam memperbaiki kehidupan. Untuk itu-lah, pembaruan adalah niscaya bagi setiap yang hidup. Dan pembaruan dalam pengadaan barang/jasa Pemerintah mungkin tidak pernah ada akhirnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H