Bukan berarti saat ini pemimpin kita jauh dari karakter pemimpin ideal, tapi hasil yang dicapai menggambarkan bahwa kepemimpinan di negeri ini masih belum bisa berdiri dengan utuh dan objektif.Â
Pemimpin negara masih terkesan berdiri di lahan golongan atau partainya saja. Sehingga lahan-lahan lain yang sebenarnya penting untuk pengembangan negara tak tersentuh dan terbengkalai.
Berangkat dari hal tersebut, maka sekiranya penting untuk meniti langkah-langkah menuju era pemimpin-pemimpin yang bermartabat, yakni para pemimpin yang memiliki ketulusan dalam mengabdi kepada masyarakat dan benar-benar sebagai penyambung lidah masyarakat.Â
Artinya mereka yang menjadi pemimpin tidak justru menjadi penindas dan pengambil hak-hak rakyat. Tentunya hal ini dibutuhkan proses yang tidak sedikit dan butuh keseriusan dan komitmen dari berbagai kalangan. Dari pemerintah sendiri maupun lokal masyarakat.
Ada beberapa komponen yang harus kita persiapkan untuk mempersiapkan pemimpin yang bermartabat. Diantaranya: pendidikan, kebudayaan dan humanisme yang tinggi. Pendidikan menjadi penting karena secara formal maupun non formal dia menjadi syarat dari segala karir di kehidupan ini. Secara formal, seorang membutuhkan pengakuan (ijasah) untuk kepentingan studi maupun pekerjaan.Â
Dan secara non formal pemimpin dituntut pintar dan cerdas. Kemudian, seorang pemimpin juga harus memiliki nilai budaya yang kuat. Dalam hal ini, budaya bangsa Indonesia harus benar-benar melekat dan menjadi karakternya, sehingga akan berimplikasi kepada warga yang dipimpinnya.Â
Warga yang dipimpin akan menemukan sososk panutan dari pemimpin mereka. Adapun yang terakhir adalah humanisme. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa humanisme yang tinggi sehingga mampu merangkul seluruh rakyatnya tanpa pandang bulu.
Evaluasi bidang pendidikan
Sebagai langkah solutif, kita mesti melakukan pembenahan dalam bidang pendidikan. Ini mengingat pendidikan sebagai sentral dan penentu perbaikan masa depan. Namun demikian, tidak cukup dengan perbaikan pendidikan secara independen, melainkan konsep pendidikan harus disinergikan dengan budaya yang ada.Â
Dalam hal ini bangsa Indonesia harus menggali nilai-nilai budaya yang mereka miliki, agar mampu menjadi ruh dalam proses pendidikan bangsa. Mekanisme ini memang membutuhkan waktu yang lama dan intens karena berbicara piranti halus dalam diri manusia yang itu hanya bisa disentuh melalui kesadaran diri.Â