Mohon tunggu...
Sastrawan Batangan
Sastrawan Batangan Mohon Tunggu... -

Sastrawan Batangan, yang lahir di Surabaya, pernah mukim di Surabaya, Malang, Bogor, Jakarta, Depok dan Cibinong. Hobi waktu senggangnya antara lain adalah membaca berbagai tulisan tentang kehidupan serta menulis puisi, artikel dan cerita berbasis makna hidup dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Semangkuk Cwimie Pengganti Kesangaran

27 Maret 2015   11:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:56 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14274289471664694109

Ketika sedang menunggu pesanan makanan di resto di sebuah mal, seorang ayah ditanya oleh anaknya, laki-laki 8 tahun,

”Ayah, apa yang sebaiknya saya lakukan bila saya dapat uang Rp 500 ribu dari kakek ? ’.

“Lho, apakah kakekmu memberi uang sebesar itu ? Kapan ?”

“Ah enggak...belum...yah.... tapi seandainya dapat “

Sedetik dua detik berpikir dan kemudian menarik nafas, sang ayah menjawab :

”Jika diberi Rp 500 ribu, dapat kau belanjakan Rp 250 ribu untuk keperluan dirimu sendiri, Rp 150 ribu kau simpan, Rp 50 ribu untuk traktir kawan-kawanmu di sekolah. Sedangkan Rp 50 ribu lagi untuk anak-anak sebayamu yang benar-benar miskin yang berada dekat rumah atau di di sekitar sekolahmu. Begitu kira-kira baiknya. Nah, ayah juga punya pertanyaan untukmu. Gantian !”

“Apa itu yah”

“Begini, dari uang yang kau bagi-bagi itu, mana yang sesungguhya untuk dirimu sendiri ?”

”Berapa ya ? “ tanya sang anak kepada dirinya sendiri. Dan setelah sejenak berpikir dia menjawab , “ Oh yah, uang untuk saya sendiri Rp 400 ribu, yaitu Rp 250 ribu untuk belanja dan Rp 150 ribu untuk disimpan”.

“Oh itu jawabmu ? Sebenarnya bukan nak.... karena bagaimanapun juga Rp 400 ribu yang kau sebut uangmu itu akan habis juga..... Justru Rp 100 ribu itulah yang untuk dirimu dan tak akan hilang sampai kapanpun. “

“Mengapa bisa demikian, yah ?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun