Mohon tunggu...
The Sas
The Sas Mohon Tunggu... Seniman - Si Penggores Pena Sekedar Hobi

Hanya manusia biasa yang ingin mencurahkan apapun yang ada dalam isi kepala

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan demi Dirimu (Part 2)

21 September 2020   22:39 Diperbarui: 17 Januari 2021   11:10 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Memikirkan apa, Nak?" tanya Ustadz Umar lembut kepada putrinya.

Nissa menggeleng. " Tidak ada apa-apa, Yah," ucapnya.

"Hmm, sejak kapan putriku ini mulai belajar berbohong kepada orangtuanya," tukas Ustadz Umar menyunggingkan senyumnya. "Siapa laki-laki itu ?"

Pipi Nissa mulai merona merah. "Ayah, apa-apaan sih ?"

" Hahaha...Ayahmu ini juga pernah muda sepertimu putriku, jadi jangan bohongi Ayah," Ustadz Umar kemudian menarik kursi dan duduk di dekat putrinya. "Waktu muda dulu Ayah berjuang keras untuk mendapatkan gadis pujaan Ayah. Begitu banyak halangan."

Nissa tersenyum, tertarik mendengar cerita ayahnya. "Apakah orangtua gadis itu menolak Ayah?" tanyanya.

"Bukan menolak, tapi selektif memilih calon pendamping yang baik untuk putri mereka. Bukan karena harta, tapi iman,taqwa dan akhlak," lanjut Ustadz Umar. "Tidak itu saja. Banyak sekali saingan Ayah yang antri berusaha merebut hati gadis pujaan Ayah. Tapi Ayah tak menyerah."

"Lalu Yah, apakah Ayah berhasil mendapatkan gadis pujaan Ayah?" tanya Nissa penasaran.

"Ya iyala, masa ya iya dong," Ustadz Umar mengutip kalimat gaul. " Gadis pujaan Ayah itu adalah ibumu, hehe"

Nissa tak kuasa menahan tawanya.

Ustadz Umar menatap putrinya dengan senyum menyejukkan, " Dulu Ayah pernah berkata kepadamu untuk mencari laki-laki keluaran pesantren, tapi itu Ayah cuma menyarankan bukan memaksakanmu Nak. Pilihlah laki-laki yang bisa menjadi pendamping hidup yang baik untukmu. Syarat utama tak bisa ditawar, dia mesti seiman, Islam, umatnya Nabi Muhammad SAW. Satu lagi, laki-laki itu manusia ikhlas. Dia ikhlas beribadah bukan karena riya', tapi karena Allah SWT semata. Dia ikhlas mencintaimu seikhlas dia siap kehilanganmu asalkan dirimu bahagia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun