Doa-doa kita, kekasihku, mungkin bertemu di langit yang sama, menyatu di antara bintang-bintang yang menyaksikan kerinduan kita dari jauh. Meski jarak memisahkan tubuh kita, namun doa bisa menjadi jembatan yang tak pernah runtuh, membawa perasaan ini melampaui ruang dan waktu.
Ada saat-saat, kekasihku, ketika amarah menguap seperti bara api yang tak kunjung padam. Aku marah pada jarak yang terus mempermainkan kita, marah pada waktu yang tak pernah memberi kita kesempatan lebih lama untuk bersama. Rasanya seperti dunia ini sedang bersekongkol untuk menjauhkan kita, menempatkan kita di sudut-sudut yang tak bisa disentuh satu sama lain. Tapi meski amarah ini membakar, ia tak pernah mampu melawan cinta yang jauh lebih kuat.
Asmara Renjana Kekasihku, mungkin akulah yang paling paham akan kesepian yang sering kali menghampirimu. Aku tahu, di balik senyuman yang kau tunjukkan pada dunia, ada keheningan yang selalu bersamamu, seperti bayang yang tak bisa kau abaikan.
 Aku mengerti setiap desahan yang tak terucap, setiap luka kecil yang kau simpan sendiri dalam hatimu. Aku mungkin tak bisa ada di sana untuk menghapus air matamu, tapi percayalah, hatiku selalu ada di dekatmu, mengiringi setiap langkahmu dalam kesendirian yang kau rasa.
Aku tahu, dunia ini kadang membuatmu merasa putus asa. Seperti ladang yang kering, tak memberikan hasil meski sudah kau upayakan segalanya.
Tapi kau tak perlu khawatir, aku adalah tempatmu beristirahat ketika kau lelah. Aku adalah pelindungmu dari segala hal yang membuatmu merasa kecil, aku adalah tempatmu bersandar saat kau merasa tak sanggup lagi. Akan aku tampung semua keputusasaanmu, menjadi benteng ketika kau tak lagi memiliki kekuatan untuk bertahan. Akulah yang telah menyelam jauh kedalam kesepianmu saat ini.
Aku tidak hanya mencintai kekuatanmu, tapi juga kelemahanmu. Tak hanya saat kau dewasa dan bijak, tapi juga saat kau menjadi kekanak-kanakan, menangis tanpa alasan atau marah kepada semesta. Aku siap menerima segala bentuk dirimu tanpa terkecuali. Aku akan menjadi tempat dimana kamu merasa aman dan diterima.
Kekanak-kanakanmu bukanlah beban bagiku, melainkan bagian dari dirimu yang kucintai dengan sepenuh hati. Di saat dunia mengharapkanmu menjadi kuat setiap waktu, aku akan menerima segala kerapuhanmu.
Kekasihku, cinta ini adalah komitmen yang kupelihara dengan penuh kesabaran. Setiap malam adalah penantian panjang, namun aku tahu, pada akhirnya kita hanyalah tawanan rindu.
Bibir kita mungkin tak bisa melumat sekarang, tapi cinta kita masih bisa menyentuh langit yang sama. Doa-doa kita akan menjadi sayap yang membawa kita lebih dekat, meski tubuh kita terpisah oleh ruang yang tak terjamah. Aku akan terus menjaga renjana ini, seperti api kecil yang terus kubakar dalam hatiku.
Dengan segala cinta dan kerinduan yang tak pernah sirna, Â
Aku, kekasihmu, yang selalu menunggumu.
-Balarama, Kekasihmu-