Mohon tunggu...
An.Sastra
An.Sastra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senandung Balarama - Untuk Asmara Renjana Kekasihku

18 Oktober 2024   22:10 Diperbarui: 18 Oktober 2024   23:08 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asmara Renjaba Kekasihku, mungkin akulah yang paling paham akan kesepian yang sering kali menghampirimu. Aku tahu, di balik senyuman yang kau tunjukkan pada dunia, ada keheningan yang selalu bersamamu, seperti bayang yang tak bisa kau abaikan.

 Aku mengerti setiap desahan yang tak terucap, setiap luka kecil yang kau simpan sendiri dalam hatimu. Aku mungkin tak bisa ada di sana untuk menghapus air matamu, tapi percayalah, hatiku selalu ada di dekatmu, mengiringi setiap langkahmu dalam kesendirian yang kau rasa.

Aku tahu, dunia ini kadang membuatmu merasa putus asa. Seperti ladang yang kering, tak memberikan hasil meski sudah kau upayakan segalanya. Tapi kau tak perlu khawatir, aku adalah tempatmu beristirahat ketika kau lelah. Aku adalah pelindungmu dari segala hal yang membuatmu merasa kecil, aku adalah tempatmu bersandar saat kau merasa tak sanggup lagi. Akan aku tampung semua keputusasaanmu, menjadi benteng ketika kau tak lagi memiliki kekuatan untuk bertahan. Akulah yang telah menyelam jauh kedalam kesepianmu saat ini.

Aku tidak hanya mencintai kekuatanmu, tapi juga kelemahanmu. Tak hanya saat kau dewasa dan bijak, tapi juga saat kau menjadi kekanak-kanakan, menangis tanpa alasan atau marah kepada semesta. Aku siap menerima segala bentuk dirimu tanpa terkecuali. Aku akan menjadi tempat dimana kamu merasa aman dan diterima.

Kekanak-kanakanmu bukanlah beban bagiku, melainkan bagian dari dirimu yang kucintai dengan sepenuh hati. Di saat dunia mengharapkanmu menjadi kuat setiap waktu, akulah akan menerima segala kerapuhanmu.

Kekasihku, cinta ini adalah komitmen yang kupelihara dengan penuh kesabaran. Setiap malam adalah penantian panjang, namun aku tahu, pada akhirnya kita adalah hanyalah tawanan rindu.

Bibir kita mungkin tak bisa melumat sekarang, tapi cinta kita masih bisa menyentuh langit yang sama. Doa-doa kita akan menjadi sayap yang membawa kita lebih dekat, meski tubuh kita terpisah oleh ruang yang tak terjamah. Aku akan terus menjaga renjana ini, seperti api kecil yang terus kubakar dalam hatiku.

Dengan segala cinta dan kerinduan yang tak pernah sirna,  
Aku, kekasihmu, yang selalu menunggumu.

Balarama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun