Hal-hal yang harus diperhatikan guru:
- Kata yang dipilih oleh siswa melalui kamus adalah kata dasar bukan kata berimbuhan maupun kata penghubung.
- Kumpulan dari kata-kata tersebut dirangkai oleh siswa dengan pengawasan dari guru.
- Meyakinkan kepada siswa bahwa setiap kata yang sudah dikocok telah diberi nomor sesuai dengan nomor urutan kocokan tersebut.
- Untuk menghasilkan sebuah cerpen yang indah dapat ditambahkan konjungsi dan imbuhan dengan menyesuaikan keterpaduan atau kecocokan dari kata yang satu ke kata yang lain.
- Dalam proses penulisan cerpen ini, cerpen yang akan dihasilkan oleh siswa adalah karya yang berbentuk sastra, dengan nilai sastra yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dari proses tersebut, ketika guru menjelaskan dan mengarahkan siswa dengan penuh bijak, maka akan menghasilkan karya-karya terbaik siswa yang dapat dijadikan sebagai literasi sekolah. Dari proses menulis cerpen melalui model arisan kata dapat menghasilkan karya sastra yang mumpuni. Sehingganya dapat menghasilkan beberapa karya sastra dengan ketekunan dan kesabaran dari guru untuk menyiapkan waktu untuk membimbing siswa di luar dari pembelajaran yang sudah ditentukan.
D. Strategi yang digunakan serta pelaksanaannya
Dalam mengembangkan model arisan kata ini, penulis mengacu pada strategi memilih model pembelajaran yang terdiri atas:
- Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai.
- Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
- Pertimbangan dari sudut siswa
Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai, ini mengacu pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apakah tujuan pembelajaran yang akan dicapai berkenaan dengan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. (2) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang akan dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah. Dan (3) Apakah untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut memerlukan keterampilan akademik.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijelaskan bahwa, pengetahuan siswa tentang menulis cerpen akan mudah dipahami dari teori menulis cerpen yang sudah dijelaskan sebelumnya. Ketika siswa mulai mengumpulkan kata-kata sesuai dengan kata yang dikaguminya, dengan sendirinya keterampilan siswa akan tampak jelas dari sikap kemandirian dan tanggung jawab. Kompleksitas dari model arisan kata ini dapat dikatakan tinggi ketika siswa baru memulai mengumpulkan kata-kata, tetapi ketika siswa mulai merangkai kata-kata, maka segala sesuatunya akan menjadi mudah. Tujuan untuk mencapai pembelajaran memerlukan keterampilan akademik yang harus dibangun melalui teori kemudian diaplikasikan ke dalam praktik sehingga menghasilkan sikap yang sempurna dari masing-masing individu siswa yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, ini mengacu pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apakah materi pelajaran itu berupa konsep, fakta, prosedur, atau prinsip. (2) Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran tersebut memerlukan prasyarat tertentu atau tidak. (dan (3) Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi itu.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijelaskan bahwa, model arisan kata merupakan sebuah fakta dan prosedur.Dikatakan fakta karena keterampilan menulis cerpen adalah sebuah materi yang disajikan langsung dan dipraktikan secara langsung oleh siswa.Sedangkan dikatakan prosedur karena model arisan kata menggunakan langkah-langkah dalam menerapkan pembelajarannya. Untuk mempelajari materi pembelajaran tersebut memerlukan prasyarat yakni ketersediaan waktu yang diberikan dalam pembelajaran menulis cerpen melalui model arisan kata, bahan dan alat yang digunakan berupa toples bekas, gunting, dan lembaran kertas. Serta adanya kemauan siswa secara ikhlas tampa paksaan untuk menekuni pembelajaran keterampilan menulis cerpen, serta ketersediaan buku-buku sumber sebagai rujukan bagi siswa dalam memahami teori tentang cerpen dan contoh-contoh dalam menulis cerpen.
 Pertimbangan dari sudut siswa mengacu pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: (1) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan tingkat kematangan siswa. (2) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi siswa. Dan (3) Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa (visual, auditif, dan kinestetik.
Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijelaskan bahwa pembelajaran keterampilan menulis cerpen sudah sesuai dengan tingkat kematangan siswa SMK Negeri 7 Manado yang rata-rata sudah berusia di atas enam belas tahun.Penggunaan model arisan kata ini sudah dikaji dengan menyesuaikan situasi dan kondisi lingkungan sekolah, serta mempertimbangkan minat, bakat, dan kondisi siswa. Guru wajib mengetahui gaya belajar siswa.Â
Dengan mengetahui gaya belajar masing-masing siswa guru bisa menggunakan metode yang tepat untuk memeperoleh hasil belajar yang jauh lebih baik, efektif dan efisien. Hal tersebut dapat berbanding terbalik jika seorang guru tidak memahami dan tidak mengerti gaya belajar siswanya. Jika terjadi demikian, akan membuat siswanya tidak memahami materi pelajaran yang disampaikan guru. Dengan arisan kata siswa dengan mudah berkolaborasi antara dirinya dan lingkungan sekitarnya, antara materi dan tugas yang diberikan akan bernilai positif terhadap karya yang dihasilkan.