Mohon tunggu...
Rochani Sastra Adiguna
Rochani Sastra Adiguna Mohon Tunggu... wiraswasta -

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Konspirasi

6 April 2019   20:44 Diperbarui: 6 April 2019   20:55 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Jendral Rangga Jantaka adalah seorang manusia emas yang tak pernah mengucapkan sepatah katapun. Sekalipun para pengikut setianya yang sudah banyak tahun mengiringi disisinya, belum tentu setahun mendengar suara perkataanya.  Dia selalu beranggapan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk merahasiakan kepentingan pribadinya, ia tak perkenankan siapa pun juga untuk menanyakan masalah pribadinya. Ruangan tidurnya selalu dijaga dengan ketat, siapa pun tak berani mendekati tempat itu secara gegabah.

Tuan Besar  Kidang Pangreksa istrinya sudah lama meninggal, putrinya yang cuma satu-satunya itu sudah dikirim ke tempat yang amat jauh. Sekarang, bukan saja ia tak punya sanak, teman akrabpun cuma satu dua orang. Keangkuhannya, keanehannya serta kekerasan hatinya sudah diketahui siapa pun, pada hakekatnya tak seorang pun yang dapat mendekatinya. 

Semasa mudanya Tuan Besar Kidang Pangreksa tersohor karena kebesaran jiwanya serta sifat kependekarannya yang suka menolong kaum lemah dan menentang kaum penindas.  Sekalipun tabiatnya sekarang sudah jauh lebih lembut dan kalem, toh ia masih terhitung seorang jago pedang yang berjiwa terbuka. Asal orang itu adalah sahabat karibnya, sekalipun kepala harus dipenggal dan diberikan kepada orang lain,  tak nanti dia akan kerutkan dahi. Manusia seperti inilah merupakan type manusia yang paling dihormati oleh generasi muda.

Dan hari ini putra tunggalnya melangsungkan perkawinan, sudah barang tentu semuanya berdatangan untuk ikut memberikan doa restunya. Malah Mahaguru Giri Ketawang yang sedang menutup diri di puncak bukit Igir Mranak pun mengutus seorang untuk menyampaikan hadiah khusus.

Semua orang menunggu dengan tak sabar, semua orang ingin cepat-cepat menyaksikan pengantin lelaki yang ganteng serta pengantin perempuan yang cantik jelita lagi lembut itu. 

Ketika Tuan muda Kidang Bintulu memunculkan diri, semua orang mengerumuni dirinya. Sekalipun ia tak sampai melangkah untuk ke ruang tengah, tapi di kebun belakang pun ada orang di mana-mana penuh sesak dengan lautan manusia.

Ketika semua orang menyaksikan pengantin laki-laki lari ke sana ke mari dengan "Baju kebesaran" nya sebelum upacara dimulai, semua orang merasa kaget, heran dan gembira, tak seorang pun yang menganggap perbuatannya itu melanggar adat kesopanan.

Tuan muda Kidang Bintulu adalah seorang pemuda yang berbuat bebas menurut suara hati sendiri. Dengan susah payah akhirnya Tuan muda Kidang Bintulu berhasil juga melepaskan diri dari kepungan orang banyak. Sesudah menembusi hutan bunga Anggrek di kebun belakang, dengan melewati sebuah jalan kecil yang berliku-liku akhirnya sampailah dia dalam sebuah halaman kecil yang penuh ditumbuhi bambu kuning. Angin berhembus sepoi-sepoi menggoyangkan daun bambu, suasana di situ hening dan sepi suara gelak tertawa manusia di ruang depan sama sekali tak terdengar di situ.

Dalam halaman kecil itu semuanya terdapat lima buah bilik, tiga buah bilik lebar dan dua bilik tersembunyi, di sinilah biasanya pemilik perkampungan Bukit Tiga Bidadari membaca buku.

Tentu saja Logandri mengetahui tempat ini dan sudah barang tentu telah mencari pula di sana. Tapi dia tidak menemukan Tuan Besarnya, sebab orangnya memang tak ada disana, dari depan sampai belakang ruangan tak seoang manusiapun yang kelihatan.

Walau begitu, Tuan muda Kidang Bintulu tidak kecewa, sebab ia tahu di tempat ini masih ada rahasianya. Dan rahasia tersebut hanya dia seorang yang tahu. Kamar baca Tuan Besar Kidang Pangreksa yang sebenarnya terletak di ruang paling belakang. Sekeliling ruangan penuh dengan rak buku yang tinggi, barang siapa masuk ke situ ibarat seseorang yang masuk ke kota buku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun