Senapati ing Ngalaga setelah mendengar penuturan utusan dari Pajang, matanya berlinang air mata, akan menangis tetapi ditahannya, tetapi dalam hati tetap menangis, kemudian mengambil kuda dengan sekali sentak maka kuda melesat kearah Pajang. Dalam perjalanannya tidak diceritakan, Senapati telah sampai di pura kasultanan Pajang, setelah menambatkan kudanya, segera menuju ke rumah peristirahatan, di pringgitan timur.
Danang Sutawijaya langsung mendekati jenazah almarhum Sultan Hadiwijaya, dalam hati menangis tak jauh beda ketika Sultan masih hidup. Pemberian penghormatan yang terakhir dilakukan setelah memandikan jenazah, kemudian ia menyolatinya. Setelah selesai selanjutnya jenazah di kebumikan di desa Butuh. Para pelayatpun datang dari berbagai penjuru, kemudian selama 40 hari 40 malam diadakan majlis doa, yang dilakukan oleh para santri dari Kudus, Giri dan juga dari Tembayat..
ooo..suremsurem diwangkara kingkin lwir manguswa kang layon....ooooo ilang kang memanise..oooo wadananira layu kumel kucem rahnya maratani....oooo kawangwang ing gegana..bang sumirat....oooo
Sindoro Sumbing, 7 Juni 2010,
Sumber; Babad Demak
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H