Mohon tunggu...
Sasti Ardianti
Sasti Ardianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Penyuka lengkeng, strawberry and i like purple ;)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Legenda Asal-usul Kampung Ranca Mulya

4 Juli 2023   23:09 Diperbarui: 4 Juli 2023   23:38 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dahulu kala hiduplah seorang pria yang memiliki kesaktian beliau bernama kiyai Adam. Dalam kehidupannya ia tidak menetap di satu tempat saja, ia lebih memilih untuk mengembara, sekaligus menyiarkan agama Islam, dengan kesaktian yang dimiliki sudah banyak orang yang dibantu olehnya. 

Hingga suatu hari Kiyai Adam bertandang ke sebuah daerah, karena diminta untuk menyembuhkan penyakit dari seorang anak yang di guna-guna oleh seseorang. 

Ketika Kiyai Adam sedang di perjalanan dia melintasi sebuah kebun yang terlihat tidak terurus dan entah mengapa dirinya tertarik untuk membuat sebuah permukiman baru di daerah tersebut. Setibanya Kiyai Adam di kediaman pak Karto, yaitu orang tua dari Yanto, seorang anak yang terkena guna-guna. 

" Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh" Kiyai Adam memberikan salam 

Setelah beberapa saat terdengar suara pintu rumah dibuka " wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab pak Karto. 

" Pak Kiyai sudah tiba, silakan masuk pak" lanjutnya 

"terima kasih pak" tulusnya 

Ketika Kiyai Adam melangkahkan kakinya kedalam rumah pak Karto, ada hawa panas yang menyerangnya. 

"Astagfirullah" ucapnya 

" mengapa kiyai " tanya pak Karto cemas 

" Mohon maaf pak, Sepertinya anak bapak harus segera diobati, sebab kiriman-kiriman dari orang yang tidak menyukai bapak makin besar" jelasnya 

Pak Karto langsung menuruti perkataan kiyai Adam. Setelah beberapa jam melakukan pengobatan, akhirnya Yanto berhasil disembuhkan, sesuai permintaan pak Karto guna-guna yang dikirimkan kepada anaknya di musnahkan saja, tidak perlu di kirim balik kepada orang yang tidak menyukainya. 

Ketika Kiyai Adam hendak pulang dia bertanya tentang kebun yang dilewatinya saat menuju rumah pak Karto. " Pak Karto, saya ingin bertanya satu hal" 

" Bertanya tentang apa pak kiyai, silakan tanyakan saja jangan sungkan" ucap pak Karto 

" Begini pak, saya ingin bertanya tentang sebuah kebun di persimpangan sana, kira-kira itu kebun siapa yah pak?" Tanyanya 

Pak Karto diam sejenak mencerna perkataan kiyai Adam, " ahhh.. itu kebun saya kiyai, tetapi sudah tidak terurus karena banyak hal-hal yang terkandung di luar nalar" 

" di luar nalar bagaimana pak?" Selidiknya. 

" Banyak kejadian aneh jika ada orang yang berada di sana kiyai, waktu itu pernah saya gadaikan  kepada orang kota, namun tidak jadi sebab ketika dia mengecek kebun tersebut dia mendapat gangguan dari makhluk gaib, Menurut informasi yang saya dapatkan setelah dia pulang dari kebun setibanya di rumah dia menjadi seperti orang yang hilang ingatan kiyai". 

" Astagfirullah..." Ucap Kiyai Adam 

" Begini pak, kalau misalkan kebun itu saya beli bagaimana?" 

Pak Karto sangat terkejut dengan penawaran kiyai Adam " Jangan kiyai, saya tidak mau ada korban lagi" 

" Bapak Tenang saja, inshaallah saya akan baik-baik saja, sebab saya berniat akan membuat sebuah permukiman di sana, dan mendirikan pondok pesantren" 

" tetapi pak..." Perkataan pak Karto tergantung 

" Bapak Tenang saja, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk kebun tersebut?" 

" Kiyai yakin akan tinggal di sana?" 

" Inshaallah yakin pak" mantapnya 

" Baiklah jika itu mau kiayai, saya tidak mematok harga silakan berapa saja yang kiyai punya" 

" Akan saya tukar dengan satu ekor kerbau dan 2 kuintal beras, apakah bapak tidak keberatan?" 

" Sama sekali tidak pak, justru saya akan sangat senang karena tanah saya itu akan bermanfaat, daripada terbengkalai" ujarnya 

" Alhamdulillah jika seperti itu pak" 

Singkat cerita kini kebun tersebut sudah menjadi milik kiyai Adam, dengan cepat dia mengubah kebun tersebut menjadi sebuah permukiman baru, tetapi proses pembuatannya tidak berjalan mulus, sebab dia mendapat gangguan dari makhluk gaib. Kehadiran kiyai Adam dirasa akan mengganggu penghuni daerah itu sampai akhirnya terjadilah sebuah pertarungan hebat antara Kiyai Adam dengan makhluk gaib. Kekuatan yang dimiliki Kiyai Adam sangatlah besar sampai bisa mengalahkan makhluk tak kasatmata itu. Ketika Kiyai Adam akan memusnahkan makhluk tersebut, tetapi tidak jadi dia lakukan lantaran makhluk gaib itu memhonon agar tidak dimusnahkan oleh kiyai Adam tetapi dia meminta agar kiyai Adam memindahkannya ke sebuah pohon besar, dan dia barzanj akan menjaga keamanan, permintaan itu disetujui oleh Kiya Adam. 

Seiring berjalannya waktu kini daerah yang tadinya tidak berpenghuni sekarang menjadi sebuah perkampungan. Hari demi hari penduduk di kampung tersebut makin banyak, pertanian di kampung Pulo berkemang dengan baik dan peternakan seperti ayam, bebek, dan kambing dapat berjalan dengan baik, karena kiyai Adam mengajarkan itu kepada para warga kampung Pulo, terdapat sekitar ada 12 'sungsuhunan' ( Rumah ) yang salah satunya rumah kiyai Adam sendiri, seiringnya berjalannya waktu kiyai Adam menikah dengan seorang wanita bernama Mayang, kehidupannya sangatlah bahagia menjadi seorang kepala kampung Pulo, dan sekaligus menjadi seorang suami yang dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan. Atas keberhasilannya membuat sebuah perkampungan tersebut, membuat banyak orang iri hati kepadanya, suatu hari Kiyai Adam di undang untuk menghadiri acara pengajian di kampung tetangga, saat dalam perjalanan tepat di jembatan yang menjadi penghubung antara kampung Pulo dan kampung Munjul, dia di hadang oleh 7 orang dan ternyata mereka adalah pembunuh bayaran, yang dikirimkan oleh musuhnya yang merupakan salah satu warga baru yang tinggal di kampung Pulo. 

Cara ke-7 pembunuh bayaran tersebut sangatlah sadis, kiyai Adam diserang dari arah belakang menggunakan senjata tajam dan di serang menggunakan ajian-ajian ilmu hitam, sehingga kiyai Adam tak mampu untuk menghindari Serang mereka, terbunuhlah kiyai Adam dengan keadaan tubuh terbelah dua dan jasadnya di hanyutkan ke sungai. 

Kepergian kiyai Adam membuat hati Mayang menjadi resah, entah ke apa ada rasa khawatir dan hati yang tidak tenang dirasakan oleh Mayang, ditunggunya kepulangan sang suami, namun sayangnya kiyai Adam tak kunjung pulang. Sampai akhirnya dia meminta bantuan kepada warga untuk membantu mencari keberadaan kiyai Adam, disusulnya kiyai Adam ke kampung Munjul, namun warga berkata bahwa kiyai Adam tidak datang ke acara pengajian tersebut. Mayang makin khawatir dengan suaminya saat ini, sebab dirinya tahu bahwa sang suami memiliki banyak musuh di luaran sana yang sewaktu-waktu bisa membahayakan keselamatan kiyai Adam. 

Pencarian kiyai Adam sudah dilakukan selama 7 hari namun, tetap saja tidak membuahkan hasil, sungguh miris saat ini keadaan Mayang yang entah mengapa dirinya terasa seperti tidak memiliki tujuan hidup saat di tinggalkan oleh kiyai Adam, hingga saat dirinya sedang berdoa meminta ampun, dan meminta petunjuk untuk keberadaan suaminya tiba-tiba seseorang datang dan berkata " Neng candakeun anggel Yai Adam geura " ucap laki-laki itu, Mayang tentunya kebingungan dengan apa yang diucapkan oleh laki-laki yang berbeda di depannya. " Anda siapa?" Tanya Mayang, " ulah sibuk neangan abdi Saha, nu penting kuari sok geura tulungan salaki maneh", ucap laki-laki itu. " Saya tidak tahu keberadaan suami saya, bagaimana saya bisa menolongnya" lirih Mayang yang terdengar prestasi. " Candak anggel Yai Adam, laju palidkeun ka cai " jelas laki-laki itu. 

Setelah mendengarkan perkataan sosok laki-laki itu, dan langsung bergegas melakukan apa yang telah disarankan. Mayang bersama para warga pergi ke jembatan penghubung antara kampung Pulo dan kampus Munjul, di hanyutkanlah bantal milik kiyai Adam, dengan kekuasaan Allah bantal tersebut hanyut mengikuti arus air sungai, kemudian diikuti oleh Mayang dan para warga dan tiba-tiba bantal tersebut berhenti di tengah-tengah sungai dan berputar dengan cepat, sungguh terkejutnya Mayang dan warga ketika melihat sesosok mayat pria yang timbul dari dalam sungai dengan keadaan badan terbelah dua, salah satu warga langsung memastikan apakah mayat tersebut adalah orang yang di cari selama ini, benar saja sosok mayat laki-laki itu adalah kiyai Adam. Betapa terkejutnya Mayang melihat keadaan suaminya yang terbunuh secara tragis, ada satu hal yang membuat heran warga yaitu baju yang di kenakan oleh kiyai Adam masih lengkap, baju Koko berwarna biru, celana panjang hitam, kain sarung yang masih terkalung dilehernya, serta peci yang masih terpasang di kepalanya, jika di pikir secara logika seharusnya pakaian yang dikenakannya sudah berantakan bahkan seharusnya sudah hanyut tetapi semua itu tidak terjadi dan kejadian ini atas kehendak Allah SWT. 

Jasad kiyai Adam langsung di kuburkan dengan layak oleh warga kampung Pulo, rasa sedih dan terpukul tentu dirasakan oleh Mayang dan warga setempat. Banyaknya jasa kiyai Adam atas kemajuan dan kesejahteraan warga kampung, sangatlah terkenang oleh mereka. Para warga sangat heran dengan kejadian yang dialami oleh kiyai Adam, mereka sepakat untuk mencari siapa dalang dari kejadian itu. Namun Mayang melarangnya sebab kiyai Adam pernah berpesan kepadanya, jika kelak dirinya pergi dengan keadaan yang di luar nalar atau mati mengenaskan, dirinya dilarang untuk mencari tahu atau bahkan balas dendam. Banyak warga yang tidak setuju, akan tetapi Mayang berusaha meyakinkan warga dan akhirnya berusaha untuk ikhlas atas kepergian kiyai Adam. 

Sebagai bentuk penghormatan kepada kiyai Adam, atas semua kebaikan yang selama ini dia berikan kepada para warga, jasanya dalam kemajuan pertanian, peternakan di kampung Pulo, para warga sepakat untuk mengganti nama kampung tersebut dengan nama "RANCA mulia"  di mana 'Ranca'  yang berarti bagus, baik sedangkan 'mulia'  memiliki makna seorang yang di hormati, diagungkan, dan suci. Sekarang lokasi kampung 'ranca mulia' berada di Desa pasirsedang, kecamatan picung, kabupaten Pandeglang, provinsi Banten.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun