" tetapi pak..." Perkataan pak Karto tergantungÂ
" Bapak Tenang saja, berapa biaya yang harus saya keluarkan untuk kebun tersebut?"Â
" Kiyai yakin akan tinggal di sana?"Â
" Inshaallah yakin pak" mantapnyaÂ
" Baiklah jika itu mau kiayai, saya tidak mematok harga silakan berapa saja yang kiyai punya"Â
" Akan saya tukar dengan satu ekor kerbau dan 2 kuintal beras, apakah bapak tidak keberatan?"Â
" Sama sekali tidak pak, justru saya akan sangat senang karena tanah saya itu akan bermanfaat, daripada terbengkalai" ujarnyaÂ
" Alhamdulillah jika seperti itu pak"Â
Singkat cerita kini kebun tersebut sudah menjadi milik kiyai Adam, dengan cepat dia mengubah kebun tersebut menjadi sebuah permukiman baru, tetapi proses pembuatannya tidak berjalan mulus, sebab dia mendapat gangguan dari makhluk gaib. Kehadiran kiyai Adam dirasa akan mengganggu penghuni daerah itu sampai akhirnya terjadilah sebuah pertarungan hebat antara Kiyai Adam dengan makhluk gaib. Kekuatan yang dimiliki Kiyai Adam sangatlah besar sampai bisa mengalahkan makhluk tak kasatmata itu. Ketika Kiyai Adam akan memusnahkan makhluk tersebut, tetapi tidak jadi dia lakukan lantaran makhluk gaib itu memhonon agar tidak dimusnahkan oleh kiyai Adam tetapi dia meminta agar kiyai Adam memindahkannya ke sebuah pohon besar, dan dia barzanj akan menjaga keamanan, permintaan itu disetujui oleh Kiya Adam.Â
Seiring berjalannya waktu kini daerah yang tadinya tidak berpenghuni sekarang menjadi sebuah perkampungan. Hari demi hari penduduk di kampung tersebut makin banyak, pertanian di kampung Pulo berkemang dengan baik dan peternakan seperti ayam, bebek, dan kambing dapat berjalan dengan baik, karena kiyai Adam mengajarkan itu kepada para warga kampung Pulo, terdapat sekitar ada 12 'sungsuhunan' ( Rumah ) yang salah satunya rumah kiyai Adam sendiri, seiringnya berjalannya waktu kiyai Adam menikah dengan seorang wanita bernama Mayang, kehidupannya sangatlah bahagia menjadi seorang kepala kampung Pulo, dan sekaligus menjadi seorang suami yang dikaruniai 2 orang anak laki-laki dan perempuan. Atas keberhasilannya membuat sebuah perkampungan tersebut, membuat banyak orang iri hati kepadanya, suatu hari Kiyai Adam di undang untuk menghadiri acara pengajian di kampung tetangga, saat dalam perjalanan tepat di jembatan yang menjadi penghubung antara kampung Pulo dan kampung Munjul, dia di hadang oleh 7 orang dan ternyata mereka adalah pembunuh bayaran, yang dikirimkan oleh musuhnya yang merupakan salah satu warga baru yang tinggal di kampung Pulo.Â
Cara ke-7 pembunuh bayaran tersebut sangatlah sadis, kiyai Adam diserang dari arah belakang menggunakan senjata tajam dan di serang menggunakan ajian-ajian ilmu hitam, sehingga kiyai Adam tak mampu untuk menghindari Serang mereka, terbunuhlah kiyai Adam dengan keadaan tubuh terbelah dua dan jasadnya di hanyutkan ke sungai.Â