"Ayah apakah ibu ada disini?" Aku tanya pada ayah. Ayah keheranan melihatku. Berpakaian seragam sekolah, bercucuran keringat, berlari-lari pula. Kenapa anaknya ini?.
"Tidak, ibumu belum kesini. Mungkin pekerjaan dirumah belum beres." Jawab ayah sambil lanjut mengurus tanaman-tanaman.
"Pintu rumah terkunci ayah, aku pikir ibu disini".
Aku yang sudah tidak enak hati segera berlari menuju kembali ke rumah.
Ku ketuk sekeras-kerasnya pintu rumahku. Hening, tidak ada yang menjawab. Ku ketuk semua jendela rumahku tetap tidak ada respon.
Perasaanku semakin tidak enak. Sampai ketika aku melewati jendela dapur di belakang rumah, aku mendengar suara air menyala dari dalam rumahku.
Aku berteriak memanggil ibu, siapa tahu ibu memjawab. Namun tetap tidak ada respon. Rasa gelisah semakin merajai hatiku. Aku memutuskan untuk mendobrak pintu rumahku untuk mencari ibu. Kemana ibu?.
Aku kumpulkan seluruh tenagaku. Dan 1, 2, 3 pintu berhasil kubdobrak. Suara dentuman memenuhi seisi rumahku. Aku memanggil manggil ibu, namun hening.Â
Aku mencari ke setiap sudut ruangan kamar, tidak ku temukan ibu disana. Sampai ku terbesit ke tempat tujuanku yang terakhir. Ya, kamar mandi.
Aku segera pergi kesana. Segera aku buka pintunya. Dan aku  terkejut. Duniaku terhenti saat itu. Aku ingin menangis sekencang-kencangnya.
Ku temukan ibuku tergeletak pada lantai kamar mandi, lemas, tidak sadarkan diri.Â
Aku segera menepuk-nepuk pipi ibu untuk menyadarkannya, namun tetap tidak membuat ibu mendengarku.
Ku bawa ibu ke ruang tengah, ku tidurkan ibu pada sofa. Aku spontan berteriak memimta pertolongan pada warga sekitar, sekencang-kencangnya aku berteriak, melebihi kencangnya suara speaker.