Orang yang kidal lebih banyak menggunakan tangan kirinya daripada tangan kanannya. Ia biasanya menggunakan tangan kirinya untuk berbagai pekerjaan Menulis tidak dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang kidal atau bukan, karena sebagian orang yang kidal menggunakan tangan kanannya untuk menulis, sementara untuk segala hal yang lainnya menggunakan tangan kirinya.
Diskriminasi penggunaan tangan juga di picu oleh penggunaan istilah kanan dan kiri yang merambah di masyarakat. Kiri cenderung dimaknai “negatif” dan kanan cenderung dimaknai “positif”. Pemaknaan ini di bawa oleh masyarakat dalam aplikasi kehidupan sehari hari. Secara etimoligi, left (kiri) menunjukkan kotoran dan kejelekan, sedangkan right (kanan) sebaliknya, yaitu adil, benar, dan tepat.
Orang kidal tidak bisa langsung dicap sebagai orang yang menggunakan “tangan setan”. Orang kidal memiliki kelebihan dalam bidang seni karena otak kanannya lebih dominan.
Bagi Negara Timur seperti Indonesia tangan kiri jarang digunakan. Jika ada orang yang menggunakan tangan kiridalam beraktifitas entah itu berjabat tangan, makan, minum, dll selalu dianggap tidak sopan. Memang benar, karena adat di Indonesia mengutamakan kesopanan. Banyak pula yang menganggap kalau tangan kiri ini tangan "jelek" karena hanya digunakan untuk *maaf* Istinja'. Jika ada orang kidal tidak sedikit yang agak mengucilkan, lebih baik jangan lah kita harus berteman baik dengan mereka karena tanpa disadari otak kanan mereka lebih dominan.
Status kidal dalam Islam tidak dilarang , status kidal bukan hina atau buruk dalam Islam pun tidak melarang, tetapi untuk makan dan minum Islam menganjurkan sebaiknya menggunakan tangan kanan.
Sewaktu berumur 4 tahun, saya disekolahkan taman kanak-kanak Islam di daerah blok S, Kebayoran baru. Usia dimana masih periode emas pertumbuhan saya. Kebetulan saya kidal ( left hand) dan cadel, sekitar tahun 1990an populasi untuk kidal dan cadel sangat sedikit sekali dan dianggap tabu. Dalam Islam keduanya tidak dilarang dan bukan sebuah wabah mematikan yang harus dikucilkan.
Kedua orang tua saya memasukan saya ke sekolah dengan berwawasan agama bukan tanpa alasan. Mereka menginginkan saya mengerti soal agama sejak dini. Tapi apa yang saya dapat, mulai dari kepala sekolah, beberapa guru dan teman sampai pesuruh sekolah malah asik mem-bully karena perbedaan saya dengan mereka
Dengan ilmu agama, hadist, dan fiqh yang mereka miliki. Bukan mendidik dan mengajari seorang murid yang kidal dan cadel, apa yang tiddak boleh dilkukan dengan tangan kiri, beberapa dari mereka memperolok dan merendahkannya. Bahkan tidak segan seorang pesuruh sekolah bernama Rodani tidak segan melecehkan saya dengan cara, Rodani mempraktekan betapa buruknya tangan kidal , yang ia lakukan memegang bokong ( maaf) sambil menggosok-gosokannya di depan muka saya, saat sedang makan menandakan tangan kiri hanyalah untuk ke WC. Dan diperlakukan seperti ini sekitar 8 tahun ketika saya bersekolah di sana ( TK 2 tahun dan SD 6 tahun).
Sewaktu saya kelas 4 SD, ada seorang teman sekelas saya, yang mengambil Al Quran saya, namun bukannya dibela atau diselidiki dulu kebenarannya , malah saya dicap seorang pembual dan pembohong oleh salah seorang guru. Begitu kejamnya perlakuan untuk orang yang hidup dengan tangan kiri (kidal). Dan pada akhirnya saya bisa membuktikan bahwa saya benar, mereka merubah pandangannya.
Kedua orang tua saya, tidak tahu menahu. Karena mereka sangat baik ketika di depan orang tua saya dan kakak laki-laki saya. Mereka berubah menjadi malaikat yang baik hati dan senantiasa membantu. Akibat dari perlakuan buruk mereka,berdampak pada nilai akademis saya sangat buruk. Bahkan saking buruknya saya pernah dikira idiot oleh orang tua saya, tidak merah tapi dibandingkan kedua saudara laki-laki dan sepupu-sepupu saya.
Seorang anak kecil berfikir, berdosakah dan sehina itukah diri saya hidup dengan tangan kiri. Hidup teraman saya adalah di rumah, dimana eyang saya sangat berfikiran maju ke depan. Beliau tidak pernah berfikir mempunyai cucu bertangan kidal adalah sebuah penghinaan untuknya. Walaupun beliau orang Jawa buat ia tidak masalah. Jawa sebuah adat yang sangat mengutamakan tata karma, ( tangan kidal adalah lambang ketidaksopanan) tapi ia selalu berfikir open minded dengan dunia luar. Beliau memberikan kepercayaan diri kepada saya, bahwa tangan kiri pun bisa jadi orang hebat seperti presiden Bill Clinton. Ia pun memberikan dukungan kepada saya, ia berkata, “ lihatlah presiden Amerika, Bill Clinton, aktivitas tangan kiri seperti saya, bisa menjadi orang hebat dan sukses, jadi kamu tidak perlu minder atau berkecil hati dengan keadaan kamu.” Bergitu ujar beliau. Dan ia memberikan saya bekal supaya tidak dilecehkan orang karena tangan kidal ini yaitu dengan memanggil guru bahasa inggris, tahun 1990an bahasa inggris masih tergolong baru. Menurutnya dengan berbahasa inggris yang baik, saya bisa hidup mandiri dan bisa menghadapi dunia luar. Berkat eyang saya mempunyai kepercayaan diri, bahwa saya dan lainnya adalah sama, sama –sama bisa menjadi nomor satu.
Delapan tahun sudah berlalu, kini saya sudah menamatkan sekolah dasar saya dan melanjutkan ke sekolah menengah pertama negeri di bilangan blok M. di sekolah itu, saya bertemu dengan lebih banyak berbagai macam orang dengan etnis yang berbeda, agama, suku dan watak.
Saya baru tahu jika dunia ini luas sekali, dan di sekolah menengah pertama ini saya baru merasakan bahwa saya adalah manusia bukanlah seorang monster pembawa wabah penyakit. Saya adalah seorang manusia, seorang perempuan, dan seorang pelajar. Di tempat ini saya baru percaya bahwa manusia kidal itu memang ada dan saya bukan orang aneh, saya manusia normal bertemu. Beberapa teman sekelas saya kidal juga, mereka membela ketika orang-orang menghina, melecehkan, dan mem-bully saya.
Dalam hati saya bersyukur ya Allah ini bukanlah mimpi, ini nyata. Bukan sebuah film seperti di bioskop dan televise, ini nyata. Ada sekelompok mau membela saya bahkan mereka juga mempunyai sama rasa, bila saya disakiti, mereka juga akan terhina juga.
Saya menulis tulisan ini, karena saya tidak ingin anak-anak dalam periode emas mengalami hal yang sama dengan saya. Sekolah swasta dalam hal ini yang mempunyai kurikululum yang berbasis agama, bisa mengajarkan dan mendidik anak-anak pengetahuan agama dengan baik, bukan mem-bullymurid seperti yang saya alami dulu. Seorang orang tua memasukan anak-anak ke sekolah berwawasan agama, pasti mempunyai tujuan dan impian ingin anaknya mengenal Rabb nya sejak diri. Bahwa Islam agama yang benar.
Kidal dalam Islam itu diperbolehkan, hanya dalam beerapa hadist dituliskan anjuran untuk menggunakan tangan kanan
Dari ‘Umar bin Abi Salamah radhiallahu anhu dia berkata: Dulu aku adalah anak kecil yang berada di bawah pengasuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ketika makan, tanganku berpindah-pindah ke sana ke mari di atas piring. Maka beliau bersabda kepadaku: “Wahai nak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang ada di dekatmu.” (HR. Al-Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022).
Salamah bin Al-Akwa’ radhiallahu anhu dia berkata: “Ada seorang laki-laki yang makan di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tangan kirinya. Maka Rasulullah bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu!” Dia menjawab, “Aku tidak bisa.” Beliau bersabda, “Semoga kamu tidak bisa?” -padahal tidak ada yang mencegah dia makan dengan tangan kanan kecuali karena sombong-. Setelah itu tangannya tidak bisa dia angkat sampai ke mulutnya.” (HR. Muslim no. 2021).
Hadist-hadist di atas menunjukkan tentang larangan tegas Rasulullah dalam menggunakan tangan kiri untuk urusan makan dan minum. Perintah untuk makan dan minum dengan tangan kanan, dan hukum asal perintah adalah wajib. Adapun ketika menggunakan sendok dan garpu/pisau dibolehkan dengan tangan kiri, tetapi tidak digunakan untuk memasukkan makanan ke mulut. Memasukkan makanan ke mulut tetap harus menggunakan tangan kanan.
Ini juga berlaku bagi yang kidal.Makan dan minum menggunakan tangan kanan merupakan syari’at. Artinya, penggunaan tangan kanan merupakan kewajiban ketika makan dan minum. Adapun untuk yang selainnya, apabila tidak terdapat perintah syari’at yang pasti, maka yang demikian itu bukan merupakan syari’at. Sangat berbeda kedudukan syari’at dengan adat (kebiasaan) atau adab (budaya, etika). Wallahu a’lam bishawab.
Lalu bagaimana dengan yang kidal? Menulis, mengambil piring atau melakukan pekerjaan lain dengan tangan kiri yang umumnya orang lain menggunakan tangan kanan, tidak masalah. Ia diharuskan menggunakan tangan kanan hanya untuk perkara makan dan minum.
Orang kidal tidak bisa langsung dicap sebagai orang yang menggunakan “tangan setan”. Tapi jangan ditolerir jika makan dan minum menggunakan tangan kirinya. Orang kidal memiliki kelebihan dalam bidang seni karena otak kanannya lebih dominan. Saya sendiri menyikapi ke-kidal-an saya pada beberapa hal, untuk makan dan minum tidak boleh tangan kiri, dan yang lainnya InsyaAllah saya berusaha menggunakan tangan kanan .
Dan saya menulis tulisan ini, karena saya mendengar bahwa ada beberapa sekolah yang melarang seorang kidal bersekolah di sekolah swasta berwawasan agama. Dan orang tua murid ingin mengurungkan niatnya untuk menyekolahkan anaknya, karena mereka takut anaknya akan di deskiriminasikan seperti yang saya alami dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H