Mohon tunggu...
SASI MILIARTI
SASI MILIARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM : 41821110005 Fakultas : Ilmu Komputer Prodi : Sistem Informasi Kampus : Meruya Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Sigmund Freud dan Fenomena Korupsi di Indonesia

23 November 2024   23:07 Diperbarui: 23 November 2024   23:07 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. Ego: Mediator Realitas

Ego adalah komponen kepribadian yang berkembang setelah id, biasanya pada tahun-tahun awal kehidupan. Ego bertugas mengelola keinginan id sambil mempertimbangkan realitas eksternal dan norma sosial. Ego beroperasi berdasarkan prinsip reality principle (prinsip realitas), yang berarti bahwa ia mencoba memuaskan dorongan id dengan cara yang realistis dan dapat diterima secara sosial.

Ciri-Ciri Ego

  • Rasional: Ego menggunakan logika dan alasan untuk mengambil keputusan.
  • Berorientasi pada Realitas: Ego mempertimbangkan konsekuensi dari tindakan sebelum memenuhi keinginan id.
  • Fleksibel: Ego mampu menyesuaikan diri dengan situasi eksternal untuk mengelola konflik antara id dan superego.

Ego dalam Kehidupan Sehari-Hari

Ego membantu seseorang untuk menunda kepuasan instan demi hasil jangka panjang. Misalnya, jika seseorang merasa lapar di tengah rapat penting, ego akan mencegah mereka makan di tempat dan mendorong mereka menunggu hingga rapat selesai. Dalam konteks korupsi, ego yang lemah membuat seseorang tidak mampu menahan dorongan id untuk mengambil keuntungan pribadi, meskipun tahu itu melanggar hukum.

Menguatkan Ego

Ego yang kuat diperlukan untuk menyeimbangkan tuntutan id dengan batasan superego. Penguatan ego dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan pengambilan keputusan, dan pengembangan kemampuan pengendalian diri.

3. Superego: Suara Moralitas

Superego adalah bagian dari kepribadian yang mewakili nilai-nilai moral, norma sosial, dan ideal-ideal yang dipelajari dari orang tua, masyarakat, atau budaya. Superego terbentuk pada masa kanak-kanak melalui proses internalisasi norma dan aturan yang diajarkan oleh lingkungan. Superego bekerja berdasarkan prinsip morality principle (prinsip moralitas), yang berarti bahwa ia menuntut kesesuaian perilaku dengan standar moral.

Ciri-Ciri Superego

  • Normatif: Superego mengatur perilaku manusia berdasarkan apa yang dianggap benar atau salah menurut standar moral.
  • Kritis: Superego dapat memberikan rasa bersalah atau malu jika seseorang melanggar nilai-nilai yang dipegangnya.
  • Dualitas Fungsi: Superego memiliki dua aspek utama: conscience (hati nurani), yang menghukum perilaku buruk, dan ego ideal, yang mendorong seseorang untuk mencapai standar moral yang tinggi.

Superego dalam Kehidupan Sehari-Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun