Mohon tunggu...
SASI MILIARTI
SASI MILIARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM : 41821110005 Fakultas : Ilmu Komputer Prodi : Sistem Informasi Kampus : Meruya Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Sarjana dan Menciptakan Etika Kebahagiaan Aristoteles

28 September 2024   16:21 Diperbarui: 28 September 2024   16:33 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Mengembangkan Kebajikan Intelektual dan Moral

Kebajikan intelektual adalah kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisis situasi, dan membuat keputusan yang bijaksana. Seorang sarjana harus selalu mengasah kemampuan intelektualnya melalui pembelajaran berkelanjutan, diskusi, dan refleksi. Namun, kebajikan intelektual saja tidak cukup. Seorang sarjana juga harus mengembangkan kebajikan moral, seperti integritas, keadilan, dan kebaikan hati. Dengan mengembangkan kedua jenis kebajikan ini, seseorang dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan harmonis.

2. Menerapkan Phronesis dalam Kehidupan Sehari-hari

Phronesis, atau kebijaksanaan praktis, adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan teoretis dalam situasi kehidupan nyata. Seorang sarjana dapat menggunakan phronesis untuk membuat keputusan yang etis dalam karir dan kehidupan pribadinya. Misalnya, seorang sarjana yang bekerja sebagai dokter mungkin dihadapkan pada dilema etis terkait perawatan pasien. Dengan menerapkan phronesis, ia dapat membuat keputusan yang seimbang dan bermoral.

3. Mencari Keseimbangan Hidup

Konsep mesotes atau keseimbangan sangat penting dalam etika Aristoteles. Dalam kehidupan modern, seorang sarjana sering kali dihadapkan pada tekanan untuk sukses secara akademik dan profesional. Namun, tanpa keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, kebahagiaan sejati tidak akan tercapai. Seorang sarjana harus belajar bagaimana mengatur waktu, menjaga kesehatan mental dan fisik, serta mengembangkan hubungan yang bermakna dengan orang lain.

4. Mengejar Tujuan yang Lebih Besar

Salah satu cara terbaik untuk menciptakan etika kebahagiaan adalah dengan mengejar tujuan yang lebih besar dari diri sendiri. Aristoteles percaya bahwa manusia mencapai kebahagiaan sejati ketika mereka berkontribusi pada kebaikan bersama. Seorang sarjana dapat melibatkan diri dalam proyek-proyek sosial, penelitian yang bermanfaat, atau kegiatan pengabdian masyarakat yang membawa dampak positif bagi dunia.

Kesimpulan


Menjadi sarjana bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah proses menuju kebahagiaan sejati, seperti yang diajarkan oleh Aristoteles. Pendidikan yang baik, pengembangan kebajikan intelektual dan moral, serta penerapan kebijaksanaan praktis dalam kehidupan sehari-hari adalah kunci untuk mencapai
Dokpri, Prof Apollo
Dokpri, Prof Apollo
eudaimonia
. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, etika kebahagiaan Aristoteles tetap menjadi panduan yang berharga bagi mereka yang mencari kehidupan yang bermakna dan memuaskan.


Daftar Pustaka 

  • Aristoteles. Nicomachean Ethics. Terjemahan oleh Roger Crisp. Cambridge: Cambridge University Press, 2000.  

  • Broadie, Sarah. Ethics with Aristotle. Oxford: Oxford University Press, 1991.  

  • Kraut, Richard. Aristotle on the Human Good. Princeton: Princeton University Press, 1989.  

  • Lear, Gabriel. Happiness and Virtue: Aristotle's Eudaimonism. New York: Bloomsbury Academic, 2004.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun