Mohon tunggu...
Healthy

Anti Inflamasi atau Pain Killer?

25 Oktober 2017   20:58 Diperbarui: 25 Oktober 2017   21:07 2872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: edutaka.blogspot.com

Halo semuanya. Ini adalah artikel ketiga saya. Pada artikel yang ketiga ini, saya akan membahas pengaruh obat anti inflamasi terhadap jaringan otot. Namun, sebelum masuk dalam pembahasan, untuk mempermudah mari kita mengingat bersama mengenai jaringan otot, inflamasi, dan juga obat anti inflamasi.

Jaringan otot merupakan salah satu jaringan yang ada dalam tubuh manusia, berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Otot dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : otot lurik, otot jantung, dan otot polos. Saat bergerak, otot menggunakan energi yang berasal dari Adenosin Tri Fosfat (ATP), Kreatin fosfat, dan Glikogen. Pada saat bergerak, otot akan berkontraksi atau lebih sederhananya memendek. Otot yang terlalu sering berkontraksi dengan pola atau gerakan yang sama, dapat mengalami peradangan, atau yang biasa kita sebut kram.

Peradangan atau inflamasi, sebenarnya merupakan cara tubuh untuk melindungi diri, dengan tujuan menghilangkan rangsang bahaya, iritasi, pathogen, dan pada akhirnya memulai penyembuhan. Peradangan juga merupakan cara tubuh memberi tanda bahwa ia sedang memperbaiki dirinya sendiri karena ada kerusakan didalam tubuh.

Dimana untuk mengatasi peradangan yang terjadi pada otot atau kram yang dialami, kita sering menggunakan obat yang diminum maupun dalam bentuk salep, seperti ibuprofen, aspirin, koyo, counterpain, dan bahkan salonpas.  Obat-obat tersebut sebenarnya termasuk dalam obat anti inflamasi atau obat anti radang. Obat ini sering dianggap dapat menyembuhkan radang pada otot, namun sebenarnya obat anti inflamasi tidak menyembuhkan. Obat anti inflamasi memiliki 2 jenis, Non Steroidal Anti - Inflammation Drugs atau NSAID dan Steroidal Anti - Inflammation Drugs atau SAID, dimana keduanya berfungsi mengatasi peradangan, menormalkan suhu tubuh, dan pereda nyeri.

Namun, apakah obat anti radang juga mempengaruhi tumbuh kembang otot ?

Obat anti radang atau anti inflamasi sebenarnya bisa saja berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otot. Tetapi bisa pula tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otot.

Mengapa bisa berpengaruh dan bisa tidak berpengaruh ? Padahal mereka sama saja obat yang berfungsi untuk meringankan radang atau inflamasi.

Hal tersebut dikarenakan, obat anti inflamasi ada dua jenis seperti yang sudah disebutkan diatas. Dan dalam ke dua jenis obat anti inflamasi tersebut, tidak semua kandungan yang terdapat di dalamnya sama. Maka dari itu kedua nya juga memiliki pengaruh atau efek samping yang tentu saja berbeda.

Jika begitu, obat anti inflamasi manakah yang tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otot ? Serta tidak membuat masalah yang mungkin cukup fatal di kemudian hari ? Serta mengapa ?

Obat anti inflamasi atau obat anti radang jenis Non Steroidal Anti -- Inflammation Drugs atau NSAID. Alasannya adalah karena ia hanya menghambat konversi fosfolipid yang menjadi asam arakhidonat lewat penghambatan enzim fosfolipase. Dan juga, sebagian besar efek dari terapi dan juga efek samping dari obat NSAID berdasar pada penghambatan biosintesis prostaglandin atau PG. Obat golongan NSAID ini menghambat enzim siklo oksigenase atau COX yang membuat konversi asam arakhidonat menjadi PGG2 mengalami gangguan. Obat anti inflamasi berjenis Non Steroidal Anti -- Inflammation Drugs tidak berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otot tetapi justru berpengaruh kepada lambung dan juga ginjal, atau yang disebut efek samping gastrointestinal. Dimana obat anti inflamasi yang memiliki kandungan yang potensinya rendah dalam menghambat COX -- 1 akan tidak terlalu memberi efek pada lambung dan ginjal. Dan semakin besar rasio COX -- 2 / COX -- 1, maka efek samping gastrointestinal akan semakin besar pula.

Efek obat Non Steroidal Anti -- Inflammation Drugs pada segi analgesic hanya berpengaruh pada nyeri yang memiliki intensitas rendah dan tidak menimbulkan efek ketagihan dan sentral yang dapat merugikan. Sedangkan dari segi efek antipiretik adalah hanya menurunkan suhu badan saja pada saat demam. Dan pada segi efek anti inflamasi, NSAID lebih banyak dimanfaatkan untuk mengatasi kelainan musculoskeletal, namun tidak sepenuhnya mengatasi, karena obat NSAID yang digunakan untuk anti inflamasi hanya meringankan gejala -- gejala nyeri dan peradangan atau inflamasi yang berkaitan dengan penyakit. Tidak menghentikan, tidak memperbaiki, dan tidak mencegah kerusakan jaringan yang terjadi pada kelainan musculoskeletal. Serta, penghambatan prostaglandin berpengaruh kepada terhambatnya pertumbuhan -- pertumbuhan otot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun