Mohon tunggu...
Shanniz Alhumaira
Shanniz Alhumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurusan Bahasa dan Kebudayaan Arab Universitas Al Azhar Indonesia

Hai, boleh panggil saya Sasha saja. Saya menyukai hal hal yang berbau bahasa dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manuskrip Syair Basa Melayu Nu Dicarita Ngarana Adham

22 Januari 2024   23:25 Diperbarui: 22 Januari 2024   23:26 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpusnas
Perpusnas

Perpusnas
Perpusnas

Pengertian Manuskrip atau Naskah Kuno 

Menurut Undang-undang Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992, Bab I Pasal 2 disebutkan bahwa naskah Kuno atau manuskrip adalah dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis dengan tangan atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak yang berumur 50 tahun lebih. Menurut Wirayanti (2011), naskah kuno atau manuskrip merupakan hasil tulisan yang berisi informasi mengenai budaya bangsa yang mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan. Maunskrip banyak bercerita mengenai tingkah laku, kebiasaan dan budaya masyarakat. Jadi bisa disimpulkan bahwa manuskrip itu berupa naskah yang ditulis menggunakan tangan berumur minimal 50 tahun berisi informasi tentang agama, budaya, sejarah, dan ilmu pengetahuan. 

Manuskrip ini bisa dibilang koleksi yang langka, jenis koleksi yang jarang dimiliki. Karena bukan  ditulis di atas kertas biasa melainkan kertas eropa, di atas lontar (daun yang dikeringkan), Bambu, kulit kayu dll. Walaupun demikian sampai sekarang kita masih dapat melihat naskah kuno ini dan merasakan keberadaannya, baik di museum, perpustakaan maupun perorangan. Apabila punya waktu boleh sekali melihat dan meminjam manuskrip di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia yang berada di Jakarta. Perpusnas memiliki koleksi manuskrip asli dalam jumlah yang cukup besar. 

Naskah kuno tidak bisa disimpan selayaknya buku biasa. Naskah kuno dipertahankan dengan cara melakukan penyimpanan dengan suhu dan kelembaban udara yang tepat.

Contoh sebuah manuskrip beserta transliterasi dan isinya

Judul manuskrip ini adalah Syair Basa Melayu Nu Dicarita Ngarana Adham

Memiliki 33 halaman tapi yang akan dibahas hanya 3 halaman saja. Jumlah baris per-halaman sebanyak 16 baris. Bahasa dan aksara yang digunakan itu Melayu dan Arab. Dari judulnya bisa dilihat bahwa ini merupakan manuskrip berbentuk syair atau puisi. Berukuran 22 x 16 cm. Dengan bahan kertas eropa yang berwarna coklat muda kemudian ditulis dengan warna tinta hitam.  

Transliterasi 

Engkau Jangan berduka cita 

karena tiada mendapat harta

Abdullah nangis cucur berair mata

Rasanya hati susah semata

Melainkan wasiat aku berikan

Oleh engkau mesti hingatkan

Empat perkara yang diwasiatkan 

Karena itulah yang menyelamatkan

Pertama yang dikatakan 

Belajar nulis engkau perlukan

Idahnya Itu telah ditentukan

Balasannya juga engkau dapatkan

Wasiat lagi yang keduanya

Menolong orang apa sukanya

Engkau jangan ambil upahnya

hingatkan juga kebaikannya

Ketiga wasiat yang diberikan

Kelakuan yang salah jangan kerjakan

Keempat wasiat engkau hingatkan

Kehendak raja di dahulukan

Setelah mati iyalah bapaknya

Abdullah susah dalam hati nya

Lantas keluar dari rumahnya

Mencari modal … …

Abdullah bertemu akan satu negeri

Banyaklah orang sehari - hari 

Dan banyak barang di kanan kiri

Sekalinya ada tidak di cari

Abdullah disitu lantas berjalan

Sendiri juga tidak pelan

Ketemu seorang tua perempuan

memegang tangan tidak ketauan

Perempuan kata kepada Abdullah

Nenek lah sangat minta 

Tolong tuliskan sebagai inilah

Buat sama raja jangan tersala

Abdullah tolong di waktu itu

Lantas tuliskan satu persatu 

Sekalian habis tidak dibantu

Sesungguhnya itulah perempuan

Atasan raja mencari kawan

Yang baik hati jangan melawan

…. Tulis sudah karuan

Itu abdullah lantas diunjukan

Oleh perempuan yang dititahkan

Dengan tulisannya lantas diserahkan

Kepada raja lantas dihadapkan

Mohon maaf, masih ada beberapa kata yang belum bisa saya baca. Apabila anda bisa membacanya, boleh langsung memberi saya masukan.

Isi

Pada suatu hari tinggalah seorang anak laki-laki bernama Abdullah. Dia diberikan 4 wasiat oleh Ayahnya. Pertama, Ia harus belajar menulis. Kedua, jadilah orang yang suka menolong orang lain. Ketiga, jangan melakukan perbuatan yang buruk. Keempat, mendengarkan apa yang diperintahkan oleh sang raja. Kemudian sang Ayah meninggal dan Abdullah pun berkelana untuk mencari pekerjaan agar ia bisa tetap hidup. Lalu, ia bertemu dengan seorang perempuan tua. Sang perempuan tua itu memberi pekerjaan kepada Abdullah untuk menulis sehingga ia menjadi penulis terkenal, sampai - sampai sang raja pun mengetahuinya.

Referensi :

Undang - Undang Cagar Budaya

Muslim, Abu. 2014. Jejak Naskah Kuno di Negeri Kopra.  Jurnal Khazanah Keagamaan. Vol. 2, No.1. Hal. 1.

Arumbudi. 2017. Naskah Kuno Sebagai Identitas Budaya di Masyarakat Kabuyutan Ciburuy Bayong Kabupaten Garut. Record and Library Journal. Vol. 3, No.1. Hal.1.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun