Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, masak-masak di kitabrasa, jualan wedang rempah budhe sumar. Menerima jasa edit dan tulis ini itu.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar dari Abekani, Memanfaatkan Ruang Digital untuk Promosi dan Bersaing di Kancah Nasional

4 Oktober 2019   11:58 Diperbarui: 4 Oktober 2019   12:14 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diharapkan dengan adanya pendampingan-pendampingan seperti ini UMKM bisa makin maju dan berkembang, serta siap bersaing di kancah global.

Salah satu pelaku usaha kreatif yang dulunya sederhana dan kini sudah berkembang sangat besar adalah Abekani. Dirintis sejak tahun 2009, Abekani mulanya hanyalah usaha rumahan milik Ibu Tunjung Pratiwi dan suaminya. Dengan modal awal 2 juta rupiah, beliau membuat produk berbahan kulit seperti tali kamera, tempat ponsel, serta laptop.

Berhubung tidak ada dana lebih untuk melakukan promosi secara offline, mereka pun mengenalkan produk mereka secara online melalui situs Kaskus. Lantas produk mereka sempat diulas oleh Female Daily dan mulai dikenal oleh orang-orang. Dari produk awal strap kamera, Abekani pun berkembang memproduksi aneka tas berbahan dasar kulit.

Makin lama Abekani pun makin besar dan memiliki pangsa pasarnya sendiri. Para pecinta Abekani berkumpul dalam grup Facebook bernama Abekani Lovers. Sebagai brand yang memanfaatkan ruang digital untuk promosinya, Abekani sama sekali tidak memiliki offline store. Untuk menjaga eksklusifitas, Abekani hanya menjual produknya  melalui website. Bahkan untuk produk-produk tertentu sistemnya harus preorder.

Dari obrolan sore itu Ibu Tunjung menjelaskan bahwa salah satu hal yang membuat Abekani menjadi besar adalah adanya interaksi dua pihak dari produsen serta konsumen. 

Dalam kasus Abekani ini, biasanya sebelum melaunching produk baru, Abekani akan mengadakan poling di grup pecinta Abekani untuk mencari tahu tas-tas seperti apa yang diminati konsumen. 

Setelah mendapatkan banyak masukan, barulah diproduksi tas yang benar-benar sesuai dengan keinginan konsumen. Tak heran jika akhirnya produk Abekani selalu ludes, bahkan menyisakan banyak orang yang kecewa karena tidak berhasil mendapatkannya.

Menurut Ibu Lusi, interaksi semacam ini yang kadang tidak dilakukan oleh pengusaha lainnya. Biasnaya mereka mudah puas dengan produknya dan tidak mau mendengarkan apa kata konsumen. Sehingga usaha pun menjadi stuck disitu-situ saja. Padahal, sebagai pengusaha seharusnya memiliki sikap yang tidak mudah puas dan harus terus melakukan evaluasi dan inovasi. Inilah alasan yang membuat Dinas Kopkumnakertan  terus melakukan pelatihan dan pendampingan ke pelaku usaha.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
JNE, Jembatan Penghubung Antara Produsen dan Konsumen

Bagi usaha yang berbasis online seperti Abekani, jasa pengiriman logistik adalah hal vital yang mendukung usaha mereka. Berhubung tidak memiliki toko offline, tentu saja mereka membutuhkan jasa logistik untuk mendistribusikan barang hingga sampai ke tangan konsumen. Dan JNE adalah salah satu jasa logistik yang mempermudah bisnis Abekani.

"Nyaris 95% pengiriman barang menggunakan jasa JNE. 5% lainnya biasanya karena kemauan konsumen yang ingin memakai jasa layanan lain," tegas Ibu Tunjung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun