Menurut saya, salah satu kunci utama dari enak atau tidaknya sebuah burger terletak pada komposisi rasa saus dan daging isiannya. Jika dua hal itu enak, maka saya bisa mentolerir kondisi roti bun yang terlalu kering atau keras. Namun seenak apa pun rotinya, jika saus dan dagingnya tidak berasa alias hambar, maka burger itu sudah tamat di mata saya. Dan dari jilatan pertama tersebut saya sudah bisa memastikan bahwa Zuper Krunch pastilah enak tanpa harus mencicipi ayamnya dulu. Sebab siapa sih yang meragukan kenikmatan ayam gorengnya KFC?
Sebelum melanjutkan menikmati setangkup burger ini, saya mengamati bahwa roti bun yang digunakan tidaklah berhias taburan wijen, melainkan bertabur butiran halus corn dusted berwarna kekuningan. Bagi gigi saya yang memiliki lubang kecil di geraham, fakta kecil ini sungguh menyenangkan. Saya akan terbebas dari wijen yang kerap nyempil di gigi saya yang berlubang. Kalau kalian belum pernah merasakannya, lubang gigi kemasukan wijen itu sangat menyebalkan lho!
Tak berlama-lama, saya pun langsung menggigit burger Super Krunch. Hmmm, sensasi rasanya mengejutkan. Benar seperti dugaan saya, roti bunnya sangat empuk dan lembut, menyatu sempurna dengan keju yang gurih serta sausnya yang sedikit pedas meski tidak dikasih sambal.
Saya jadi ingat acara Kompasiana Nangkring Bareng KFC di Yogyakarta yang berlangsung awal Mei lalu. Kala itu Mas Hendra Yuniarto, GM KFC Indonesia berujar bahwa daging yang digunakan untuk semua menu KFC adalah ayam potong yang tingkat kesehatannya terjamin. Khusus untuk menu Zuper Krunch sendiri menggunakan fillet daging ayam asli tanpa tulang, bukan daging giling atau daging cacah yang biasanya banyak dicampur dengan jeroan maupun tepung. Karena ita tak berlebihan jika menu ini mengusung jargon 100% daging ayam utuh.
Jadi kapan kalian mau nyicipin Zuper Krunch?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H