Hal sebaliknya terjadi pada negara-negara dengan stabilitas rendah sebagai akibat dari adanya krisis persatuan dan kerukunan. Fenomena ini dapat kita saksikan di sejumlah negara Afrika dan Timur Tengah: Irak, Suriah, Ethiopia, Venezuela, dan lai-lain. Konflik yang terjadi di sejumlah negara tersebut telah menjadi kendala tersendiri sehingga mereka kehilangan banyak momentum untuk melakukan agenda-agenda pembangunan. Potret ini menunjukkan dengan jelas bahwa instabilitas dan krisis persatuan dan kerukunan menjadi penghambat utama bagi terciptanya kemajuan sebuah bangsa.
Kita juga tentu dapat berkontemplasi merefleksikan sejarah perjalanan bangsa Indonesia dari masa awal menjelang kemerdekaan hingga saat ini. Ratusan tahun kita berjuang untuk mewujudkan kemerdekaan terasa amat berat manakala "ramuan persatuan" belum mampu kita rumuskan dalam skenario perjuangan bangsa.Â
Sejarah perjuangan bangsa Indonesia kemudian menunjukkan dengan jelas bahwa "semangat persatuan" telah mengakselerasi perjuangan bangsa ini hingga akhirnya kita berhasil meraih kemerdekaan. Dari refleksi sejarah perjuangan bangsa, kita menjadi sadar bahwa kemerdekaan yang kita raih merupakan buah dari "semangat persatuan".Â
Karenanya, semboyan "Bhineka Tunggal Ika" harus senantiasa menjadi spirit yang mengawal kehidupan berbangsa dan bernegara. Semboyan ini harus senantiasa kita jaga dan kita pelihara serta kita refleksikan pada kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga maknanya tidak sirna ditelan masa. Mangkajinatwa lawan siwatatwa tunggal, bhinneka tunggal ika, tan hana dharmma mangrwa!
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/15/bhineka-tunggal-ika-sumber-www-medium-com-5d7e4d13097f3672a252e122.png?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI