Perubahan cuaca yang tidak menentu beberapa hari terakhir tentu dirasakan banyak orang termasuk saya. Hal ini disebabkan adanya pemanasan global yang terjadi sejak lama. Perilaku manusia lah yang membuat banyaknya pencemaran lingkungan terjadi baik itu polusi udara, tanah, air dan suara.
Saya pun baru menyadari setelah menonton film dokumenter lingkungan "An Inconvenient Truth" yang diperankan Al Gore tahun 2006. Dalam film itu Gore memberi contoh bahaya pemanasan global yang terjadi  misalnya volume gletser yang menurun di berbagai tempat di dunia, badai Katrina, rata-rata suhu yang panas di berbagai kota di dunia, bencana kekeringan, penipisan es di Arktik, serta luas daratan yang berkurang jika es di Antartika atau Greenland mencair.
Bencana alam ini tentu bisa dicegah jika manusia mau mengubah gaya hidupnya. Misalnya mengganti lampu di rumah dengan lampu LED Â agar penggunaan energi lebih berkurang, memakai transportasi umum untuk aktivitas di luar rumah, mematikan listrik seperti TV, AC dan lampu jika tidak digunakan, membawa tas belanja sendiri saat belanja, memakai sepeda sebagai pengganti kendaraan berbahan bakar minyak, dan memakai kendaraan berbahan bakar listrik.Â
Mobil atau motor listrik memang masih baru di Indonesia namun beberapa brand saya lihat sudah banyak digunakan seperti Tesla atau Hyundai. Namun jika belum mampu menggunakan mobil atau motor listrik bisa menggunakan transportasi umum yang juga sudah menggunakan bahan bakar listrik.Â
Beberapa komunitas pun muncul berinisiatif mengajak masyarakat untuk menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda, Transjakarta, MRT, dan Commuter Line.Â
Untunglah saya tinggal di Jakarta dimana akses transportasi cukup mudah, banyak pilihan dan bisa diakses siapapun. Maka saya pun nyaman bepergian dengan Transjakarta bahkan sudah ada uji coba Transjakarta listrik setiap hari gratis untuk semua kalangan masyarakat. Jika ingin bepergian ke Bekasi, Tangerang, Depok dan Bogor bisa dengan mudah menggunakan KRL atau Kereta Api Listrik karena biaya terjangkau, bebas macet dan tentunya mengurangi polusi udara.Â
Saat MRT atau Mass Rapid Transportation baru dirilis dua tahun lalu semua orang menyambut gembira karena bisa bepergian dari Bundaran HI - Lebak Bulus dalam beberapa menit. Rute ini cocok untuk pekerja kantoran di wilayah Sudirman dan Thamrin karena dilewati oleh MRT.Â
Transportasi menuju Bandara pun kini juga semakin mudah dan ramah lingkungan dengan hadirnya kereta bandara dari stasiun Manggarai. Penumpang pesawat kini bisa datang lebih awal menggunakan kereta sejak pukul 05.37 sampai 19.45. Perlahan-lahan perilaku masyarakat bisa berubah karena dukungan infrastruktur dari pemerintah dan layanan yang terus meningkat.Â
Namun tetap perlu sosialisasi dan peraturan yang tegas agar gaya hidup yang ramah lingkungan juga bisa diterapkan di kota-kota lainnya. Karena saya lihat masih ada tempat makan yang memasang lampu banyak bahkan dinyalakan di siang hari padahal cahaya matahari sudah terang.Â
Sinergi pemerintah dengan masyarakat sangat dibutuhkan agar Indonesia bisa mewujudkan komitmen Net Zero Emissions pada tahun 2060. Komitmen ini harus dimulai dari sekarang dengan membangun banyak pengisian bahan bakar listrik agar masyarakat mau menggunakan kendaraan listrik.Â
Selain itu perlu dibangun pula pembangkit listrik tenaga matahari dan sampah di beberapa kota di Indonesia agar mengurangi masalah sampah dan mengubahnya menjadi energi terbarukan yang ramah lingkungan.Â
Yuk kita mulai perilaku atau gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dimulai dari diri sendiri dengan membiasakan naik transportasi umum untuk bekerja, sekolah ataupun aktivitas lainnya. Dengan gaya hidup ini langit Jakarta bisa kembali berwarna biru cerah karena berkurangnya polusi udara.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H