Jakarta sebagai ibukota negara sekaligus pusat bisnis memiliki banyak permasalahan yang perlu diselesaikan. Salah satu yang utama ialah kemiskinan yang menjadi akar dari masalah sosial yang ada di masyarakat.Â
Kemiskinan perlu ditangani bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat. Dalam melihat juga harus dari berbagai dimensi agar diatasi secara menyeluruh. Untuk itu YBM PLN mengadakan Diskusi Publik "Potret Kaum Marginal Jakarta Dulu, Kini dan Nanti" di Bumbu Desa Cikini tanggal 7 Agustus 2019.Â
Ibu Dr. Mariana M.Si Sekretaris Dinas Sosial DKI Jakarta mengatakan pendataan masyarakat menengah ke bawah dahulu belum terintegrasi namun kini sudah lebih tertata rapi. Pemerintah Daerah pun sudah berupaya dengan memberikan bantuan bagi lansia dan disabilitas sebesar Rp 300.000 per bulan. Namun sayangnya angka penurunan kemiskinan relatif lebih kecil dibanding APBD yang besar setiap tahunnya.Â
Sedangkan menurut peneliti dari INDEF Bhima Yudistira kemiskinan bukan dilihat dari pendapatan per bulan saja tapi berapa banyak anggota keluarga yang ditanggung. Selain itu masih banyak warga Jakarta yang belum memiliki aset seperti rumah malah banyak yang memiliki jumlah hutang yang tinggi di beberapa pinjaman online.Â
Pada beberapa kawasan masih ditemui kesenjangan sosial yang mencolok misalnya di kawasan Jakarta Utara ada orang yang memiliki rumah mewah namun tidak jauh ada nelayan yang pendapatannya tidak menentu setiap bulannya.Â
Hadirnya beberapa perusahaan startup di Jakarta yang memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang sayangnya masih didominasi pekerja dengan kemampuan rendah seperti sopir yang sewaktu-waktu bisa kehilangan pekerjaan.Â
Maka dalam hal ini kemiskinan harus dilihat dari berbagai dimensi bukan sekedar pendapatan atau kemampuan membeli kebutuhan pokok tapi juga hal lainnya seperti perlindungan hukum, kepemilikan aset dan ketrampilan yang dimiliki.Â
Mas Bhima pun menyarankan perlunya integrasi lembaga filantropi seperti YBM PLN agar masyarakat tidak menerima bantuan beberapa kali sedangkan masih ada yang belum tersentuh bantuan sama sekali.Â