Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Saatnya Kakao Indonesia Menjadi Kakao No 1 di Dunia

24 Juni 2016   13:58 Diperbarui: 25 Juni 2016   13:49 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjelang hari Raya Idul Fitri, hampir semua orang akan sibuk membuat kue kering yang akan disajikan untuk keluarga atau kerabat. Salah satu kue kering kesukaan saya adalah kue choco chips dengan rasa coklat yang manis. Coklat merupakan makanan yang disukai banyak orang dari anak-anak hingga dewasa. Namun masih banyak orang menganggap coklat yang enak adalah coklat impor dari Swiss atau Belgia, padahal produsen coklat asing banyak yang menggunakan coklat Indonesia sebagai bahan utamanya.

Melihat potensi dan peluang yang besar akan komoditi Kakao Indonesia, tanggal 20 Juni 2016 diadakan Diskusi Kakao Nasional di hotel Aston TB Simatupang. Pada acara tersebut dihadiri langsung Gubernur Sulawesi Barat Drs H Anwar Adnan Saleh, Bupati Polewali Mandar Ir H Andi Ibrahim Masdar, Bupati Kolaka Ahmad Syafei SH, MH, dan Dirjen Perkebunan Ir Gamal Nasir MS. Sebelum diskusi dimulai pak Gamal memperoleh penghargaan dari pak Anwar sebagai wujud dedikasi dalam mengembangkan potensi kakao Indonesia.

Penghargaan Dirjen Perkebunan
Penghargaan Dirjen Perkebunan
Diskusi dimulai dengan moderator Ir Heri Murdiono selaku pemimpin redaksi majalah Media Perkebunan. Dengan semangat pak Anwar mengatakan Kakao merupakan sumber pendapatan utama masyarakat Sulawesi Barat yang menyediakan lapangan pekerjaan sebanyak 49,7 %. Beliau akan terus berupaya mendukung Kakao walaupun ada pemotongan anggaran dari pemerintah sebanyak 700 milyar.

Diskusi Kakao Nasional Gubernur Sulbar
Diskusi Kakao Nasional Gubernur Sulbar
Saat pak Anwar mendatangi Konferensi Internasional di Inggris beberapa bulan lalu, sejumlah negara asing berharap pada kakao Indonesia karena mereka tidak memiliki lahan seperti di Indonesia. Bukti kakao Indonesia memiliki kualitas yang baik ditunjukkan dengan penghargaan international Cacao Award 2015 di Paris bulan Oktober 2015.

Penghargaan Kakao Internasional
Penghargaan Kakao Internasional
Bahkan Pantai Gading yang semula menjadi produsen kakao kini mulai beralih ke kelapa sawit. Peluang inilah yang harus ditindaklanjuti agar bisa menjadi produsen nomor satu di dunia.Yang menjadi kelebihan kakao dibandingkan komoditi pertanian lainnya ialah harga kakao tidak tergantung krisis moneter , tidak pernah anjlok dan saat ini sekitar Rp 45.000 - Rp 50.000 per kg.

Pak Andi Ibrahim pun menambahkan jika jumlah warga menengah ke bawah kini bisa berkurang dengan adanya program Gerakan Nasional Kakao. Dalam satu hari petani kakao bisa panen hingga 100 ton sehingga 50 % petani menggantungkan nasibnya pada kakao. Hal yang sama juga diungkapkan Pak Ahmad Syafei dimana lebih dari separuh warganya bergantung pada kakao walaupun berada di daerah pertambangan.

Untuk menjadi produsen kakao di tingkat dunia, Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan antara lain maraknya oknum yang menjual kakao secara ilegal ke Malaysia sehingga jumlah produksi nasional menurun. Padahal produksi kakao di Malaysia tidak besar namun bisa mengolah lebih banyak dari Indonesia. Hal inilah yang seharusnya ditindak tegas pemerintah agar tidak merugikan petani kakao lokal.

Dalam mengembangkan kakao, dibutuhkan keseriusan dari berbagai pihak karena di sektor ini melibatkan banyak masyarakat yang mencapai 1.6 juta KK dan baru bisa menikmati hasilnya setelah 4-5 tahun dibudidayakan. Walaupun banyak pihak yang meragukan komitmen Gubernur Sulawesi Barat tentang Gerkan Nasional Kakao, pak Anwar dan kepala daerah lainnya siap untuk menemui anggota DPR untuk memperjuangkan kesejahteraan petani lokal. Hal yang harus diperhatikan pemerintah jika ingin serius mengembangkan kakao ialah peremajaan kakao yang sudah berumur 50 tahun, pengadaan bibit, pengolahan dan pemupukan.

blogger-dan-gubernur-sulawesi-barat-576e29757593738e0513222e.jpg
blogger-dan-gubernur-sulawesi-barat-576e29757593738e0513222e.jpg
Harapan kedepan terkait pengembangan Kakao ialah keseriusan Presiden Joko Widodo beserta stafnya dalam meningkatkan daya saing kakao Sulbar di pasar dunia dan kepedulian petani tentang produksi kakao sehat serta bermutu. Diskusi ini menambah pengetahuan saya tentang besarnya potensi kakao Indonesia dan berharap akan ada diskusi nasional selanjutnya yang bisa melibatkan pakar dan Menteri Pertanian RI. Semoga ada tindak lanjut dari pemerintah agar kualitas kakao Indonesia bisa menjadi nomer satu di dunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun