sumber :Â http://s3.blog.vodafone.co.uk.s3.amazonaws.com/2015/03/galaxy-s6-main.jpg
Saya walaupun belum pernah memiliki ponsel Samsung tapi saya mengagumi kualitas dan teknologi yang dimiliki Samsung. Dari sepengetahuan saya, mayoritas pengguna smartphone sebagian besar memilih Samsung karena memiliki kamera yang memiliki kualitas yang jernih, mudah ditemui di berbagai toko ponsel, memiliki jenis yang berbeda sesuai dengan kebutuhan konsumennya. Karena saya mengagumi akan kecanggihan produk Samsung, maka ketika Kompasiana mengadakan Nangkring Unboxing Samsung Galaxy S6 dan S6 Edge saya langsung mendaftar. Harapan saya ketika mendaftar bisa mengetahui kehebatan Samsung terbaru dan berbagi kehebatannya melalui tulisan di kompasiana.
Alhamdulilah saya terpilih menjadi salah satu kompasianer yang terpilih, walaupun mendapat pemberitahuannya di hari Kamis malam. Jumat sore tanggal 24 April 2015 saya berangkat lebih awal agar tidak terlambat sampai di Studio Room Kompasiana. Sekitar jam 7 acara Nangkring dengan cara hangout pun dimulai, ada yang berbeda dengan nangkring kali ini. Jika biasanya saya menghadiri acara nangkring dengan pembicara yang hadir bersama kompasianer, di acara nangkring ini terdapat pula peserta dari luar kota dan kompasianer beinteraksi dengan google hangout.
Setelah mendapat sedikit penjelasan, kompasianer pun penasaran dan mulai mengajukan beberapa pertanyaan kepada mas Eri. Hal yang ditanyakan kompasianer yang di Jakarta antara lain tidak adanya fasilitas memori eksternal menyimpan data, lalu bagaimana jika ingin menyimpan data jika memori internal sudah penuh? Jawabannya ialah karena memori internal yang dimiliki Samsung S6 dan Samsung S6 Edge cukup besar yaitu 32 GB dan 64 GB maka cukup untuk menyimpan file berupa foto atau video. Jika ditambah memori eksternal maka akan memperlambat kinerja dan membuat ponsel jadi cepat rusak. Untuk membantu konsumen menyimpan file, Samsung telah bekerja sama dengan penyedia cloud OneDrive untuk menyimpan data gratis sebanyak 15 GB.
Pertanyaan lainnya ialah kebanyakan orang Indonesia suka memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan membuat ponsel jadi bengkok, lalu bagaimana dengan Samsung apakah akan bengkok juga kalau ketindih? Ternyata Samsung sudah diuji coba dengan ditindih hingga 32 kg tetap kokoh dan tidak bengkok. Wah gak perlu khawatir nih kalau Samsung tidak sengaja diduduki atau tertindih.
Pertanyaan yang cukup penting bagi saya dari kompasianer ialah bagaimana membedakan Samsung Galaxy S6 asli dengan yang tiruan atau palsu dan bagaimana jika Samsung yang kita punya tiba-tiba hilang dicuri orang? Jawaban dari mas Eri ialah dengan memperhatikan hologramnya dan membeli di Samsung Store kemudian memverifikasi stiker hologram tersebut ke website resmi Samsung. Jika smartphone Samsung kita hilang maka kita harus segera melapor ke Samsung Center agar data yang ada bisa langsung di blokir agar tidak disalahgunakan.
Mas Mahendra yang malam itu ikut bergabung dalam nangkring melalui Hangout dari Yogyakarta juga memiliki ketertarikan dengan prosesor yang dimiliki Samsung yaitu Octacore dan RAM 3 GB yang memudahkan pengguna untuk membuka aplikasi maupun mengakses internet dengan mudah. Hal lain yang juga menarik perhatian saya ialah jika selama ini smartphone identik dengan baterai yang cepat habis dan harus membawa powerbank kemanapun, Samsung memiliki terobosan baru yaitu Fast Charging dimana cukup charging 10 menit bisa bertahan hingga 4 jam pemakaian. Hal ini tentu sangat berguna bagi orang yang sibuk dan tidak punya waktu banyak untuk mengcharge baterai sampai penuh, kalaupun ingin recharge hingga penuh hanya butuh waktu kurang dari dua jam. Inovasi lainnya yang belum pernah saya temui ialah Wireless Charging dimana dapat mengecharge baterai tanpa menggunakan kabel.