[caption id="attachment_379188" align="aligncenter" width="600" caption="Sumber foto: Dok Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat"][/caption]
Bangsa yang Indonesia merupakan bangsa yang besar karena memiliki kekayaan alam yang melimpah serta jumlah penduduk yang banyak harusnya bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri dengan baik tanpa harus bergantung dengan barang impor. Namun kenyataannya dalam beberapa hal masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dari kategori layak seperti air minum bersih, pemukiman kumuh yang masih banyak di perkotaan, dan akses sanitasi yang layak.
Sebagai Departemen yang mendapat mandat dari presiden dan menteri untuk mengatasi berbagai permasalahan seperti akses air minum, pemukiman dan sanitasi maka Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat meluncurkan Pusat Litbang Pemukiman agar bisa menghasilkan teknologi yang bermanfaat, inovatif dan berwawasan lingkungan.
Pada Kamis 27 November 2014 Kementrian PU mengadakan nangkring bareng kompasiana di gedung pendopo Cipta Karya jam 13.00-16.00. Dalam acara nangkring tersebut menghadirkan pembicara antara lain Prof (R) DR Ir Anita Firmanti, MT selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman - Balitbang - Kementerian Pekerjaan Umum  dan Iwan Suprijanto, ST, MT selaku Kepala Bidang Program dan Kerjasama - Puslitbang Permukiman.
Awalnya ibu Anita menginformasikan bahwa Litbang PU tersebar di beberapa kota antara lain di Bandung dan Garut serta di kota-kota lainnya. Jika dilihat dari target MDG's 2015 Indonesia harus bisa memenuhi akses air minum bersih sebesar 68.87 % dan pencapaian yang telah diperoleh Indonesia sebesar 58.05 % ada selisih sebesar 10.82 % dibutuhkan percepatan lebih dari 2 % setahun agar bisa mencapai target tersebut. Untuk akses sanitasi layak target MDG's 2015 sebesar 62.41 % namun target Indonesia baru sebesar 57.36 % pada tahun 2012.
Agar target tersebut bisa terpenuhi dengan tepat maka Litbang Kementrian PU meluncurkan program 100-0-100 dimana 100 % akses air minum layak, 0 % pemukiman kumuh di kota besar, dan 100 % akses sanitasi layak pada tahun 2019. Pertanyaannya apakah target tersebut bisa tercapai jawabannya bisa asal anggarannya ada dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Dengan diumumkannya kenaikan BBM beberapa minggu yang lalu ada hal positif yang patut disyukuri antara lain pengalihan subsidi BBM ke pembangunan infrastruktur salah satunya melalui kementrian PU. Target yang telah diraih PU sendiri di tahun 2014 sendiri sudah mengalami peningkatan antara lain 70 % akses air minum layak, Â Â 10 % pemukiman kumuh, dan 62 % akses sanitasi layak. Hal ini patut diapresiasi dan didukung agar target 100-0-100 bisa diwujudkan.
Ada beberapa teknologi hasil litbang Kementrian PU yang telah diuji coba dan dipraktekkan di masyarakat antara lain :
a. Dynamic Mixer