Setibanya di Vietnam, ia hampir menjadi korban ledakan bom namun bisa selamat karena petunjuk seorang anak kecil. Ketika ia hendak menaiki kapal dan kembali ke Korea, ternyata beberapa orang yang bersembunyi di bawah tanah memohon agar bisa ikut karena takut terbunuh oleh tentara Vietkong. Dook So pun mengizinkan orang Vietnam naik ke kapal tersebut karena iba terhadap dua anak kecil laki-laki dan perempuan. Tidak disangka tentara Vietkong menembak dari belakang dan anak perempuan terjatuh di sungai, Dook So pun langsung turun dan menyelamatkan anak tersebut namun ia tertembak di kaki sebelah kiri dan menjadi pincang.
Sekembalinya ia  ke Korea dan membantu adik perempuannya menikah, ia melihat tayangan televisi yang menayangkan program untuk mempertemukan keluarga yang terpisah akibat perang puluhan tahun silam. Ia pun berangkat ke Seoul dengan sahabatnya Dal Goo dengan harapan dapat bertemu kembali dengan ayahnya. Ribuan orang menuju ke pusat kota dan memasang tulisan nama keluarga berharap dapat bertemu kembali dengan anggota keluarga yang terpisah. Dook So pun nyaris bertemu ayahnya namun setelah melakukan wawancara jarak jauh ternyata pria tersebut bukanlah ayah kandungnya.
Tak disangka, ia mendapat kabar ada seorang wanita yang tinggal di Amerika Serikat ialah adiknya yang berpisah. Dook So pun bertanya bagaimana ia bisa tinggal di Amerika, ternyata wanita tersebut diselamatkan oleh tentara Amerika dan dibawa ke panti asuhan di Busan. Ia pun lalu diadopsi oleh keluarga dari Amerika. Dook So pun memberitahu ada ciri tahi lalat di belakang telinga dan wanita itu pun memperlihatkan bahwa ciri itu ada pada dirinya. Hal lain yang menguatkan ciri itu ialah potongan baju yang masih tersimpan yang ia kenakan saat ia kecil. Dook So dan keluarga pun langsung menangis terharu karena akhirnya bertemu dengan anggota keluarga yang terpisah puluhan tahun.
Di bagian ini pun saya terharu, melihat keluarga yang kembali bersatu setelah terpisah puluhan tahun akibat perang. Film ini berhasil menyampaikan pesan emosional berupa kemanusiaan kepada penonton. Saya dari awal hingga akhir bisa merasakan kesedihan cerita dan juga kekonyolan serta kebahagiaan yang ada. Sebuah film perang yang berbeda menurut saya. Jika sebelumnya saya menonton film perang produksi Hollywood hanya menonjolkan adu fisik atau kekuatan senjata, namun di film ini kita bisa melihat hubungan antar manusia dan nilai kekeluargaan.
Di balik modern dan glamournya Korea Selatan, ternyata masih mempertahankan tradisi keluarga dimana menghormati dan mendoakan nenek moyang yang sudah meninggal. Bakti anak kepada orang tua pun terlihat jelas dalam film ini dimana Dook So ingin membahagiakan dan menjaga ibunya. Sebelum mengambil keputusan penting pun ia selalu meminta restu kepada ibunya. Film ini sangat saya rekomendasikan untuk ditonton karena memiliki cerita yang menyentuh dan pesan moral yang berharga. Selain itu cinematografi film ini juga indah untuk dilihat karena perpindahan gambar dari masa lalu ke masa sekarang sangat halus dan menampilkan beberapa special effect yang menarik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H