Tujuan Hidup adalah misi yang sifatnya besar. Tapi kadang kala, dan banyak sekali orang yang menentukan tujuan hidup di usia yang sudah tua. Ketika tujuan hidup itu tidak tercapai, yang terjadi hanya kekecewaan. Tujuan hidup sepatutnya dimulai sedari muda, karena takdir akan mengarahkan Anda ke situ perlahan-lahan. Kadang-kadang tujuan hidup kelewat besar namun "jalannya terlalu panjang". Anda kerja sehari-sehari bekerja memotong rumput, lulusan SD, lalu tiba-tiba ingin jadi Presiden ya tidak mungkin.Â
Pilihlah "jalan pendek" secara bertahap. Dari pemotong rumput ke pemilik sedikit ekor kambing, lalu membuat peternakan kambing yang besar dll. Terima saja takdir kalau memang hanya berakhir di memiliki 5 ekor. Jika memiliki anak maka pasang tujuan hidup Anak anda tidak semiskin Anda. Agar itu tercapai, Anda butuh banyak karma baik.
Salah satu yang hasil observasi saya adalah sifat marah seringkali kambuh pada orang ketika keinginannya terlalu banyak pada waktu itu. Misal dia diberi banyak tugas saat itu, ada tanggung-jawab tertentu dimana dia sangat ingin hasilnya sesempurna mungkin menurut ego-nya.
Di saat itulah kemarahannya timbul bahkan di saat yang tidak ada hubungannya dengan itu. Cat: Kemarahan, atau dimarahi timbul di saat keinginan yang besar atau sebelum/sesudah mendapat kesenangan yang sangat besar.
Langkah 3 Karma Baik dan Tanggung Jawab.
Karma baik yang saya maksud adalah tindakan perbuatan baik kita pada orang lain. Tindakan baik harus dianggap sebagai kewajiban/tanggung jawab sehingga Anda tidak mengharap imbalan.Â
Jika Anda menggunakan mata untuk tidak melihat yang Tuhan haramkan, itu karena sebagai tanggung jawab atas apa yang Tuhan sudah kurniakan.Â
Ketika Anda memiliki uang lalu bersedekah, membantu orang susah, jangan dianggap sebagai ini karena kemurahan hati Anda tapi memang itu harta Tuhan titipkan untuk menjalankan Tujuan Hidup Anda.Â
Anda merawat anak, membimbing anak, memberi pendidikan bukan karena Anda adalah orang tua yang baik tapi karena Anak adalah perhiasan hidup ynag Tuhan titip untuk Anda bertanggung jawab.
Setiap ada kesempatan melakukan sesuatu yang berpahala lakukan lah ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apapun selain dari Tuhan. Ketika kita susah, seringkali kesempatan itu datang tapi Anda tidak sadari. Lakukan saja yang sepele seperti senyum, memberi bantuan di kala susah, berjalan kaki ke mesjid, dll.
Untuk permasalahan tidak punya Anak, misal Anda seorang wanita karir di usia yang masih bisa melahirkan Anda. Lakukan mapping tanggung-jawab Anda, dosa-dosa Anda, dosa suami Anda. Ikuti langkah-langkah yang ada di artikel ini, dan kurangi ambisi karir Anda. Jika perlu Anda resign, atau pindah di posisi yang tidak memiliki tanggung-jawab besar. Itu berarti bahwa Anda siap mengurangi tanggung-jawab Anda di kantor dengan menerima dengan lapang dada karir Anda akan terhambat namun sebagai ganti siap menerima tanggung-jawab baru untuk mendidik anak. Ransanglah dengan membaca buku-buku parenting, sesekali menggendong keponakan, ngobrol dengan teman soal anak dll. Jika rumah Anda terlalu besar coba pindah ke rumah yang lebih sederhana atau kecil. Mungkin Anda bertanya, kok ada juga wanita karir tapi juga bisa punya anak. Pertama karma baiknya banyak. Dia juga mungkin ketika di awal pernikahan tidak banyak muluk-muluk kepingin ini itu. Dan faktor besar penentu adalah karma baik orang tua. Ini karena orang tua punya ikatan pada ikatan kita, yaitu ketika karma baiknya banyak dan dia menetapkan bahwa "kebahagiaan anak adalah kebahagiaanku" otomatis dengan begitu ada 4 energi sekaligus. Tapi berbeda dengan karma baik orang tua sedikit maka sangat bergantung pada 2 energi yaitu suami dan istri saja.
Langkah 4 Kurangi Kepemilikan dan Keterikatan
Ini sudah saya lakukan berkali-kali dan memang hasilnya sering kali luar biasa. Kadang kita punya barang yang terlalu banyak tapi tidak optimal. Banyak hanya sifatnya hiasan, sebagai hiburan belaka.Â