Langit mulai gelap ketika Sheila Dara sampai di tempat latihan paduan suara yang dikomando oleh seorang guru vocal bernama Abimana. Meskipun terbilang masih muda, Abimana begitu tersohor sebagai pelatih paduan suara di usianya yang ke-35 tahun.
"Halo, Kak" Sapa Sheila ketika memasuki ruang latihan dan melihat Abimana sedang membaca sebuah buku.
"Halo Sheila, how about your day? " Tanya Abimana pada Sheila. Lelaki itu menutup buku yang ia baca kemudian mempersilakan Sheila untuk duduk di bangku yang terletak di depannya.
"My day as usual" Jawab Sheila dengan seulas senyum tipis. "Btw sudah makan belum kak, mau beli cilok nih. Mau gak?" Tanya Sheila yang langsung dibalas gelengan kepala oleh lawan bicaranya.
Sheila duduk di depan tempat les nya dengan tatapan menerawang jauh kedepan. Mulutnya mengunyah cilok yang ia beli dengan sangat lambat. Gadis itu terlihat sedang memikirkan sesuatu. Terbukti beberapa kali keningnya mengerut entah apa penyebabnya. "Arghh!!" desahnya frustasi.
Selang beberapa menit, beberapa teman Sheila satu per satu mulai berdatangan. Mereka menyapa Sheila ramah, dan Sheila pun membalasnya dengan tak kalah ramah. Ketika arloji di tangannya menunjukkan pukul setengah tujuh malah, Sheila pun masuk ke dalam ruang latihan.
Ada 15 gadis sebayanya dan 15 pria di ruangan ini. Mereka berlatih menyanyi karena sebentar lagi perayaan hari kemerdekaan akan tiba. Mereka yang berada disini merupakan siswa dan siswi pilihan dari beberapa SMA di kota Medan. Terhitung sudah 10 hari mereka berlatih di tempat ini, dan mereka pun sudah saling mengenal satu dengan yang lain. Meskipun awalnya Sheila tak mengenal satu pun siswa yang berada di sini, namun kini mengobrol dengan mereka sudah menjadi hal yang tidak membuatnya merasa canggung.
"Wah Sheila, suaramu sungguh unik dan bagus. Apalagi pas nada tinggi. Ah, aku insecure dengan suaramu itu" Ucap Nada yang mendapat anggukan dari beberapa temannya.
"Iya loh, aku mikir malah Sheila pasti cocok nyanyi lagu indie. Coba deh Shei. Mau denger nih kita" Sahut Nadia yang membuat suasana dalam kelas menjadi ramai karena teman-temannya yang lain juga menyuruh Sheila untuk bernyanyi. Saat ini jam istirahat, oleh sebab itu mereka bisa bercanda dan mengobrol bebas seperti ini.
"Oke oke tapi jangan diketawain ya kalau jelek" Putus Sheila pada akhirnya. Ia pun menarik nafas, lalu mulai menyanyikan lagu yang menjadi favoritnya saat ini.
Gemar sekali kau lukiskan bintang untukku, Sungguh lihai tanganmu menata kembali hati Yang hampir mati 'kan ku letakkan hangat di tengah dekap kita Jangan biarkan ku pulang Ke rumah yang bukan engkau