Kohler tahun 1929 merupakan ahli yang pertama memperdebatkan empati dan hubungannya dengan aspek kognitif. Kohler berpendapat bahwa dari pada empati yang terfokus kepada perasaan yang terdalam, sebenarnya empati lebih menekankan bagaimana pemahaman terhadap perasaan orang lain daripada melakukan sharing dengan mereka. Empati dapat merubah seseorang dengan cara menjadi pribadi yang menyenangkan serta cara meminimalisir sifat-sifat tidak baik.
Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence menyatakan  pada dasarnya empati adalah kemampuan untuk mengerti emosi -- emosi yang dirasakan orang lain. Goleman juga mencatat bahwa ada tingkatan yang lebih dalam mengenai pengertian, pendefinisian dan reaksi terhadap kepedulian serta kebutuhan yang mendasari reaksi dan respon emosional lainnya.
Empati adalah suatu proses larutnya kejiwaan seseorang seperti merasa kasihan, iba dan haru jika ada seseorang sedang mengalami sesuatu yang menarik perhatian orang lain. Bisa dikatakan empati memang mirip dengan simpati hanya saja empati di ikuti dengan perasaan yang mendalam.
Empati berasal dari bahasa Yunani yaitu empati yang berarti ke dalam, dan phatos artinya emosi atau perasaan.
Contoh Sikap dan Perasaan  Empati :
Pada saat melihat teman kita  kecelakaan lalu lintas tanpa disadari  langsung meneteskan air mata. Jika hal tersebut cukup sering terjadi, maka bisa dikatakan memiliki empati yang tinggi.
Sukarela memberikan sumbangan berupa uang, makanan atau pakaian pada korban bencana alam atau seseorang yang membutuhkan.
Ikut membiayai dan menjenguk anak yatim yang sakit dan taka da keluarga.
Ikut membantu penjual makanan yang tua dan kita tidak membutuhkan makannan tersebut tetapi kita tetap membelinya, hanya karena kita terenyuh dengan kondisinya.
Sedangkan  Antipati ini merupakan kebalikan atau lawan kata dari simpati, yaitu rasa benci atau tidak suka terhadap orang lain. Sesorang yang memiliki antipati, akan merasa tidak suka, muak atau benci jika mendengar nama atau melihat orang yang tidak disukainya.
Istilah antipati sendiri berasal dari bahasa Yunani anti yang memiliki arti melawan atau menentang. Dan pathos yang berarti emosi atau perasaan. Terjadinya antipati bukan tanpa alasan, karena antipati muncul akibat dari kekecewaan berlebih yang dirasakan terhadap orang yang dibenci.