Mohon tunggu...
Dr. Sarmini
Dr. Sarmini Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Dosen

Guru dan dosen S1 : Pendidikan S2 : manajemen Pendidikan S3 : MSDM

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

"The Blind Spot" dalam Karier, Seberapa Penting Perlu Kita Ketahui?

14 November 2020   16:31 Diperbarui: 5 Januari 2021   19:13 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kondisi seperti tersebut di atas maka jika tidak hati-hati dengan titik buta, maka bukan tidak mungkin kita akan menabrak kendaraan yang berada di belakang atau di samping yang tidak terlihat dari kaca spion.

Kembali kepada terkait dengan karir seseorang, Blind Spot, dapat diartikan adalah kelemahan kita secara karakter, knowledge, kompetensi atau bahkan secara manajemen yang terkadang kita terlupakan untuk melihat sedemikian rupa, sehingga menjadi sebuah jebakan untuk diri kita sendiri. 

Maka kita butuh orang yang kita percaya agar dapat selalu mengingatkan apa yang terlupa atau bahkan apa dari kelemahan kita atau kekurangan kita yang "mengancam titik aman atau nyaman" kita. Agar tidak melupakan, terus memotivasi dan up grade / meningkatkan kemampuan, skill/ ketrampilan ataupun kompetensi diri kita.

Terkadang setelah segala sesuatu terjadi, baru kita merasa ditegur, oh ternyata selama ini saya tidak boleh begini dan begitu...dan ketika ada rekan kerja yang mengatakan, apa yang Anda buat adalah sebuah kesalahan, baru kita terhenyak untuk memperbaikinya.

Beruntung Tuhan mengingatkan bahwa orang di dekat kita ikut mengontrol apa yang tak dapat kita lihat dari kekurangan kita, sehingga kita harus berterimakasih kepadanya, agar segalanya tidak lebih buruk lagi. Dan dengan hati terbuka tentunya.

Penulis pernah membaca sebuah artikel tantang petinju, Semua petinju profesional memiliki pelatih. Bahkan petinju sehebat Mohammad Ali sekalipun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua disuruh bertanding jelas Ali-lah yang akan memenangkan pertandingan tersebut. Kalau disuruh adu jotos, pasti babak belur tuh pelatihnya.

Kalau begitu tentu kita bertanya-tanya, kenapa Mohammad Ali butuh pelatih kalau jelas-jelas dia lebih hebat dari pelatihnya? Kita harus tahu bahwa Mohammad Ali butuh pelatih bukan karena pelatihnya. lebih hebat, tapi karena ia butuh seseorang untuk melihat hal-hal yang tidak dapat dia lihat sendiri. Hal yang tidak dapat kita lihat dengan mata sendiri itulah yang disebut dengan "Titik Buta" atau "Blind Spot". 

Kita hanya bisa melihat "Blind Spot" tersebut dengan bantuan orang lain. Dalam hidup, kita butuh seseorang untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus untuk mengingatkan kita seandainya prioritas hidup kita mulai bergeser.

Begitu juga kita, ada wakil kita, ada bawahan dan atasan kita dalam karja / karir kita, inilah pentingnya kita mengetahui apa itu Blid spot dan pentingnya dalam perjalanan karir dan bahkan dalam kehidupan kita secara keseluruhan, karena kita makhluk social yang butuh orang lain dalam bersosialisasi.

Menurut penulis ada beberapa hal yang berpotensi akan menjadi Titik Buta atau Blind Spot dalam karier kita, misalnya:

  1. Jabatan yang nyaman
  2. Teman seprofesi yang tidak pernah mengkritik
  3. Merasa paling hebat
  4. Merasa paling berjasa besar dalam keberhasilan kemajuan perusahaan atau lembaga
  5. Tidak upgrade wawasan atau pengetahuan
  6. Merasa diperlukan orang banyak

Dan yang paling penting yang sangat berpotensi menjadi titik buta seseorang dalam berkarier adalah rasa sombong dalam diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun