Mohon tunggu...
sarmini Dr
sarmini Dr Mohon Tunggu... Dosen - Terus belajar dan tebar manfaat

Seorang yang akan terus belajar dan tebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bahayanya Stigma: Lelaki Selalu Harus Kuat dalam Segala Kondisi

11 September 2022   10:29 Diperbarui: 13 September 2022   07:51 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lelaki tidak selalu kuat. (avemariapress.com)

Oleh : Dr. Sarmini

Lelaki identik dengan kuat, hebat, dapat menyelesaikan semua masalah, dan segala hal yang bersifat mengusasi segala hal, itulah stigma yang ada di  masyarakat. Betulkan seperti itu? Bagaimana bila seorang lelaki dalam kondisi tertentu tak mampu memenuhi "stigma" tersebut ? Kiamatkah hidupnya ? 

Sedangkan seorang lelaki terkadang menyembunyikan masalah yang sangat berat, dan tidak diketahui orang lain. Sanksi  social adalah hukuman  yang luar biasa berat untuk seorang lelaki bila mengalami hal ini. 

Padahal tidak semua stigma itu benar adanya, bahkan dapat membahayakan seseorang bila harus memenuhi kebenaran stigma tersebut.  Padahal lelaki juga manusia yang membutuhkan bantuan orang lain. 

Mereka khawatir disebut suami yang lemah, ayah yang tidak berguna, atau lelaki yang tidak punya masa depan, alngkah beratnya stigma tersebut. Mari kita sharing terkait stigma ini.

Apa itu Stigma ?

Definisi Stigma menurut KBBI adalah ciri negatif yg menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya. Definisi stigma yang lainnya adalah suatu usaha untuk label tertentu sebagai sekelompok orang yang kurang patut dihormati daripada yang lain (Sane Research, 2009).

Definisi Stigma menurut  Erving Goffman (1968) Stigma adalah segala bentuk atribut fisik dan social yang mengurangi identitas social seseorang, mendiskualifikasikan orang itu dari penerimaan seseorang. Sedangkan menurut kamus Bahasa Indonesia stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.

Menurut bentuknya, stigma dalam masyarakat mempunyai beberapa bentuk (Rahman, 2013), yaitu:

a. Labeling.

Label dibedakan, dan label atau nama diberikan menurut perbedaan anggota komunitas. Sebagian besar perbedaan individu tidak dianggap relevan secara sosial, tetapi beberapa perbedaan yang diberikan dapat menonjol dalam masyarakat.

b. Stereotip

Stereotipe adalah kerangka ideologis atau kognitif yang terdiri dari pengetahuan dan keyakinan tentang kelompok dan karakteristik sosial tertentu.Stereotipe adalah keyakinan tentang karakteristik, yaitu tentang atribut pribadi yang dimiliki oleh orang-orang dalam kelompok atau kategori sosial tertentu. keyakinan.

c. Separation

Pemisahan adalah pemisahan kita (sebagai pihak yang tidak distigmatisasi atau distigmatisasi) dari mereka (kelompok yang distigmatisasi). Ketika individu yang berlabel menganggap dirinya berbeda, maka hubungan antara label dan atribut negatif akan menjadi alasan yang sah, sehingga proses stereotip dapat dikatakan berhasil.

d. Diskriminasi 

Diskriminasi adalah tindakan mempermalukan orang lain karena menjadi anggota suatu kelompok. Diskriminasi merupakan salah satu komponen perilaku, perilaku negatif terhadap individu, karena individu merupakan anggota kelompok tertentu.

Stigma di masyarakat tentang : " lelaki kuat, tidak boleh menangis, tidak boleh mengeluh, harus selalu dapat menyelesaikan masalah....." dan sebagainya masuk dalam jenis Stigma Labeling. Dalam Stigma Labeling ini, mempunyai dampak yang luar biasa terhadap seseorang yang tidak sesuai dengan stigma yang ada. Dia merasa lemah sebagai seorang lelaki, merasa tidak berguna, merasa tidak dibutuhkan dan dampak paling buruk adalah tidak pantas hidup. Apabila masalahnya sudah seperti ini, harus ada pihak ketiga yang dapat mencairkan suasana dan menjadi pendengar yang baik untuk orang tersebut. Dibutuhkan psikolog dan juga orang yang deket dengannya agar tidak mencapai klimaks negative, yaitu bunuh diri.

Dalam masyarakat sangat kaku menilai dan membuat stigma, sehingga membuat dampak buruk bagi seorang lelaki yang tidak meemnuhi stigma tersebut. Betapa berat seorang lelaki agar memenuhi stigma :

  • Lelaki tidak boleh menangis, tidak boleh mengeluh
  • Lelaki harus kuat dan dapat menyelesaikan segala masalah
  • Lelaki pantang untuk minta pertolongan orang lain
  • Lelaki harus dapat memenuhi segala kebutuhan keluarga seorang diri, tanpa bantuan istri
  • Lelaki tidak boleh menceritakan masalahnya terhadap orang lain

Stigma yang berat, bila seorang lelaki mempunyai masalah yang memang betul-betul membutuhkan orang lain untuk berperan dalam ikut membantu sebagai problem solver. Karena sehebat apapun, sebagai mahkluk social kita membutuhkan orang lain. Apalagi sedang mendapat ujian yang berat. Maka motivasi internal dan eksternal sangat dibutuhkan agar terhindar dari dampak negative stigma dari masyarakat tersebut.

Selaras dengan hal tersebut terkait dampak stigma, menurut Phulf (Indriani & Damalita, 2015) menemukan ada beberapa dampak atau akibat dari stigma, yaitu :

a. Stigma sulit mencari bantuan

b. Stigma membuat semakin sulit memulihkan kehidupan karena stigma dapat menyebabkan erosinya self-confidence sehingga menarik diri dari masyarakat

c. Stigma menyebabkan diskriminasi sehingga sulit mendapatkan akomodasi dan pekerjaan

d. Masyarakat bisa lebih kasar dan kurang manusiawi

e. Keluarganya menjadi lebih terhina dan terganggu.

Dampak berbahaya dari stigma dapat menimbulkan perasaan dan emosi negatif seperti malu, putus asa, dan terisolasi. Tidak mau mencari pertolongan atau pengobatan karena kurang pengertian dari keluarga, teman atau orang lain. Dampak stigma dapat merusak kohesi sosial dan mendorong terjadinya kemungkinan isolasi sosial terhadap kelompok, yang dapat berkontribusi pada situasi yang justru lebih memungkinkan, bukan mencegah, penyebaran penyakit Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih parah dan kesulitan mengendalikan wabah penyakit (WHO, UNICEF, & IFRC, 2020).

Sharing tentang video adalah atelit UFC, Paddy Pimblett yang baru saja memenangkan laga melawan Jordan Leavitt di UFC London pada hari Sabtu, 23 Juli 2022. Pada kemenangan tersebut, Paddy berpesan, kemenangan tersebut  untuk sahabatnya Ricky yang belum lama ini bunuh diri. Paddy mengetakan lebih baik dia mendapatkan temennya menangis di pundaknya, dari pada mendapati jenazah temennya karena buhun diri.

Pembaca semua, begitu berat tanggungan seorang lelaki, maka kita bila sebagai seorang perempuan, istri, dan ibu dari seorang lelaki harus memahami dan mempunyai empati yang dalam. Terkadang kita perhatian terhadap orang lain, justru orang terdekat sendiri kita kurang memahami dan kurang mensupportnya.

Jadi  dari paparan di atas, kita mengatahui Toxic masculinity mengacu pada tuntutan ekstrem dalam budaya patriarki kepada laki-laki di masyarakat kita. Mereka  harus berperilaku dengan cara tertentu yang dikategorikan sebagai lelaki hebat. Dalam toxic masculinity, kehebatan dikaitkan dengan kekuatan, kepemimpinan, serta usaha mengesampingkan emosi-emosi yang dianggap feminin.

Pada kenyataannya, toxic masculinity sangat berbahaya baik bagi laki-laki sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Tekanan untuk menjadi kuat, pemimpin, atau selalu lebih unggul dari sesama laki-laki apalagi perempuan pada akhirnya bisa membuat laki-laki depresi. 

Menurut studi, banyak laki-laki tidak sadar saat mengalami depresi, gengsi mencari bantuan profesional karena takut mendapat stigma dari masyarakat.

Mari terus mendukung dan peduli dengan orang-orang terdekat kita, menciptakan hubungan yang harmonis, baik kepada lelaki dan perempuan, sehingga tingkat empati kita lebih dalam lagi. Dan menjadi keluarga yang open minded, harmonis, dan saling menghormati satu sama lain tanpa harus men-judge kepada orang lain, untuk tetap sehat fisik dan mental. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun