a. Stigma sulit mencari bantuan
b. Stigma membuat semakin sulit memulihkan kehidupan karena stigma dapat menyebabkan erosinya self-confidence sehingga menarik diri dari masyarakat
c. Stigma menyebabkan diskriminasi sehingga sulit mendapatkan akomodasi dan pekerjaan
d. Masyarakat bisa lebih kasar dan kurang manusiawi
e. Keluarganya menjadi lebih terhina dan terganggu.
Dampak berbahaya dari stigma dapat menimbulkan perasaan dan emosi negatif seperti malu, putus asa, dan terisolasi. Tidak mau mencari pertolongan atau pengobatan karena kurang pengertian dari keluarga, teman atau orang lain. Dampak stigma dapat merusak kohesi sosial dan mendorong terjadinya kemungkinan isolasi sosial terhadap kelompok, yang dapat berkontribusi pada situasi yang justru lebih memungkinkan, bukan mencegah, penyebaran penyakit Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang lebih parah dan kesulitan mengendalikan wabah penyakit (WHO, UNICEF, & IFRC, 2020).
Sharing tentang video adalah atelit UFC, Paddy Pimblett yang baru saja memenangkan laga melawan Jordan Leavitt di UFC London pada hari Sabtu, 23 Juli 2022. Pada kemenangan tersebut, Paddy berpesan, kemenangan tersebut  untuk sahabatnya Ricky yang belum lama ini bunuh diri. Paddy mengetakan lebih baik dia mendapatkan temennya menangis di pundaknya, dari pada mendapati jenazah temennya karena buhun diri.
Pembaca semua, begitu berat tanggungan seorang lelaki, maka kita bila sebagai seorang perempuan, istri, dan ibu dari seorang lelaki harus memahami dan mempunyai empati yang dalam. Terkadang kita perhatian terhadap orang lain, justru orang terdekat sendiri kita kurang memahami dan kurang mensupportnya.
Jadi  dari paparan di atas, kita mengatahui Toxic masculinity mengacu pada tuntutan ekstrem dalam budaya patriarki kepada laki-laki di masyarakat kita. Mereka  harus berperilaku dengan cara tertentu yang dikategorikan sebagai lelaki hebat. Dalam toxic masculinity, kehebatan dikaitkan dengan kekuatan, kepemimpinan, serta usaha mengesampingkan emosi-emosi yang dianggap feminin.
Pada kenyataannya, toxic masculinity sangat berbahaya baik bagi laki-laki sendiri maupun orang-orang di sekitarnya. Tekanan untuk menjadi kuat, pemimpin, atau selalu lebih unggul dari sesama laki-laki apalagi perempuan pada akhirnya bisa membuat laki-laki depresi.Â
Menurut studi, banyak laki-laki tidak sadar saat mengalami depresi, gengsi mencari bantuan profesional karena takut mendapat stigma dari masyarakat.