Oleh Dr. Sarmini, S.Pd.,M.M.Pd
Ketika saya datang di lokasi sekitar pukul 13.30 WIB. Angin di tengan -tengah kebun asri dan di tengah-tengahnya ada bangunan masjid panggung, serta ada kamar mandi berderet. Di sebelah lagi, agak bawah, karena tanahnya terasiring, ada bangunan pondasi dua lantai, yang dipakai anak-anak santri belajar tahfidz. Di sinilah pejuang-pejuang surga berkegiatan menghafal Kitab Al Qur'an. Anak-anak yang dididik oleh Ustadz Taufik.
Para santri yang tinggal di Pondok Pesantren Agro Nurul Islam ini sejumlah 37 santri. Mulai dari usia 8 tahun yang paling kecil, hingga 17 tahun. Dan mereka di sini tanpa pembiayaan alias gratis. Semua pembiayaan terkait operasional ditanggung DSNI Amanah, sebagai Yayasan induk yang membawahi Pondok Tahfidz tersebut.
Penulis datang sebagai narasumber dalam acara Motivasi dan Parenting harusnya, tetapi karena orang tua tidak ada, karena mereka memang tinggal di Pondok tersebut, maka materi lebih kepada Pola Asuh, Pola Didik dan Pola Pikir. Dan sharing dengan anak-anak santri di Pesantren Tahfidz Argo Nurul Islam ini luar biasa istimewa.
Mengapa mereka istimewa ?
Mereka diajari dan dibekali dengan soft skill yaitu ketrampilan bercocok tanam, dan beternak kambing serta sapi, dan juga memelihara ikan, di kolam belakang pondok.
Jadi setelah mereka belajar hafalan mereka langsung terjun ke lapangan untuk belajar menanam, merawat, dan memanen kebun mereka. Banyak hasil dari yang mereka tanam, seperti jagung, semangka, kacang Panjang, cabe dan lainnya. Di samping kebun ada kendang sapi dan kambing, dan anak-anak juga diajari bagaimana menggembala, memberi makan hewan-hewan tersebut.
Hewan-hewan tersebut biasanya untuk permintaan pasar pada saat  Idul Adha untuk dijadikan kurban. Harga bervariasi bila kambing berkisar antara 2-3 jutaan. Bila sapi kisaran belasan hingga puluhan juta.
Pesantren ini di bawah Menejemen DSNI Amanah, yang merupakan Program di penidikannya.
Kembali lagi pada Kegiatan Motivasi dan Tambah Wawasan pada siang menjelang sore, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 27 Maret 2022, pukul 13.15 -- 1515 WIB. Dihadiri sebanyak 37 santri putra. Kebetulan memang di Pondok Tahfidz ini adalah Pondok Putra. Â Yang dipimpin oleh Ustadz Taufik.
Power Point sudah disiapkan, begitu juga dengan alat pengeras suara, infokus dan juga pendukung lainnya. Anak berkumpul di ruangan dan duduk lesehan. Angin sepoi-sepoi khas dataran tinggi sejuk sekali. Karena ruangan terbuka semua. Pasti berbeda ketia audience saya adalah para santri Tahfidz.
Materi yang diberikan kali ini dengan tema " Pengaruh Pola Asuh, dan Pola Dididk Terhadap Pola Pikir" adalah Persepsi Pendidikan dari sisi Pandang Anak serta orang tua , tetapi karena di pondok hanya ada para santri, tanpa didampingi oleh orang tua, dan benar ini sangat menarik untuk mereka. Karena kelas workshop menjadi sangat interaktif dan ramai sekali dengan sharing mereka dan tanya jawab. Para santri sangat cerdas dan kritis serta mempunyai cara pandang yang berbeda satu sama lain tentang sebuah Pendidikan.
Pertanyaan yang diberikan oleh para santri bervariasi, di antaranya :
- Apa perbedaan pola asuh dan Pola didik ?
- Mengapa pola asuh dan pola didik berpengaruh terhadap pola pikir?
- Bagaimana Pola didik dalam Islam ?
- Kenakalan remaja apakah ada kaitannya dengan pola asuh ?
- Pemakaian Gadget apakah berpengaruh terhadap pola pikir ?
- Dan banyak lagi pertanyaan lain
Selain itu pemateri juga mempunyai pertanyaan yang ditujukan untuk para santri. Di luar dugaan ternyata mereka mempunyai kecerdasan yang istimewa dalam memjawab pertanyaan-pertanyaan dari naras umber. Pastinya dari sisi pandanga mereka. Pertanyaan narasumber saat itu adalah :
- Siapa yang mempunyai inisiatif terlebih dahulu, Ketika memutuskan belajar di pondok tahfidz Argo Nurul Islam ?
- Apa yang menjadi keistimewaan dalam belajar hafalan Al Qur'an di Pondok Tahfidz Argo Nurul Islam ?
- Apa suka duka belajar dan menuntut ilmu jauh dari orang tua ?
- Apa harapan mereka dari menuntut ilmu di Pondok Tahfidz Argo Nurul Islam ?
- Apa harapan orang tua terhadap anaknya Ketika menuntut ilmu di Pondok Tahfidz Argo Nurul Islam ?
- Apa pesan orang tua yang diingat oleh para santri ketika melepas Ananda di Pondok Tahfidz Argo Nurul Islam ?
Jawaban para santri sangat beragam, ada yang inisiatif orang tua bahkan ada yang berinisiatif sendiri Ketika memutuskan mondok di Pesantrean Argo Nurul Islam. Mereka juga mempunyai pandangan bahwa dengan menuntut ilmu di Pondok Argo Nurul Islam, citi-cita di akhirat / di syurga dapat memberikan mahkota untuk orang tuanya, masyaAllah. Menutur mereka lebih banyak Sukanya belajar di pondok dari pada dukanya. Dukanya katika mereka merasakan kangen kepada orang tua, selain itu semua kegiatan yang mereka lakukan sangat menyenangkan, sehingga mereka kerasan di pondok.
Dan katika naras umber bertanya harapan orang tua terhadap para santri, Sebagian besar mereka menjawab, agar menjadi penghafal Al Qur'an yang taat kepada perintah Allah dan dapat menjadi tabungan orang tua di syurga, serta dapat memeberikan syafaat untuk keluarganya. MasyaAllah. Bahkan ada jawaban dari anak yang bernama Billal, Ketika naras umber menanyakan, apa yang ingin dikatakan kepada orang tuanya, bila ibunya melihatnya, jawab Billal adalah, " Ibu, sehat-sehat di rumah ya". Indah dan mengharukan.
Harapan orang tua terhadap anaknya memang tak berlebihan, dan pondok adalah pilihan yang tepat dalam anak menghafal Al Qur'an.
Di Pondok Argo Nurul Islam ini juga mengedukasi anak-anak santri untuk bersosialisasi bila sudah turun ke masyarakat, yaitu dengan membekali dengan ketrampilan hidup, kemandirian dari ilmu bercocok tanam, beternak, dan berkebun.
Bersyukur sekali orang tua yang anaknya belajar di pondok ini.Â
Sejalan hal tersebut, dalil terkait anak sholeh
Artinya:
"Apabila manusia mati maka amalnya terputus kecuali karena tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya." (HR. Ahmad 9079, Muslim 4310, Abu Daud 2882 dan yang lainnya).
"Siapa menyeru kepada petunjuk, ia mendapatkan pahalanya seperti pahala yang diperoleh orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan, ia mendapatkan dosa seperti dosa yang didapatkan pengikutnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka." (HR. Muslim)
"Dan laki-laki yang meninggalkan anak sholeh, anak itu mendoakan kebaikan untuknya." (HR. Ahmad dan Al-Thabrani, dihasankan Al-Albani di Shahih al-Jami', no. 877)
"Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan." (TQS. Al-Masad: 2).
Semoga kita dianugerahi anak-anak yang sholeh dan sholehah dari sisi pandang Allah SWT, aamiin.
Penulis :
Dr. Sarmini, S.Pd.,M.M.Pd
Direktur Pendidikan Sekolah Islam Nabilah Batam
Dosen Universitas Batam
Dosen Universitas Ibnu Sina Batam
Dosen Pasca Sarjana Universitas Batam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H