Bagi mereka ini, sejelek-jeleknya sebuah sekolah, masih lebih baik dari pada tidak sekolah. Semua diyakini demi masa depan yang lebih baik daripada orang tuanya.Â
Kita saksikan sekarang semakin banyak anak-anak bangsa yang berpendidikan dan nyaris tidak ada lagi anak-anak yang tidak "makan" sekolah. Harapannya, tidak hanya menambah jumlah anak yang berpendidikan, tetapi juga mampu membawa berkah bagi bangsa.Â
Saat ini siapa yang tidak gemes melihat dan merasakan keadaan yang setiap hari disuguhi berita korupsi yang cenderung makin ganas, berita kejahatan yang makin brutal, berita tipu-menipu dan bohong-membohong yang semakin canggih. Tidak jarang pelakunya orang-orang yang berpendidikan tinggi.Â
Dalam alam bawah sadar, para orang tua dan sebagian masyarakat berharap sekolah akan mampu menggembleng anak-anak yang semula malas menjadi cekatan, yang awalnya licik menjadi baik, yang tadinya curang dan korup menjadi lurus, yang tercela dan kotor menjadi bersih, yang dungu dan bodoh menjadi cerdas.Â
Selain juga mampu membangun anak-anak yang memiliki daya tahan kuat terhadap godaan hidup serba enak, serba mudah, serba cepat dan serba mewah. Sebuah godaan berat yang bisa membuat orang meninggalkan pola hidup sederhana, mengabaikan perilaku gotong-royong dan menafikan kebersamaan.Â
Gemblengan dengan pendekatan keramahan yang mengena di hati bisa membentuk generasi mendatang yang berkarakter tangguh. Karakter yang menyukai kejujuran, menggemari kerja keras, menghargai keringat orang lain, menghormati hak dan privacy orang  lain.Â
Sekolah bukan lagi sekedar tempat mentransfer ilmu, tetapi juga tempat Guru dengan perangkatnya menggembleng penghuninya. Gemblengan yang menghasilkan anak didik berkarakter unggul yang berbudi pekerti luhur, tidak pernah berhenti belajar, tidak pernah putus harapan dan tidak pernah menyerah untuk mencapai tujuan.Â
Kota Layak Anak itu adalah kota dengan Sekolah-sekolah dan Rumah-rumah yang ramah anak. Itu bagaikan lahan subur yang ditanami benih seburuk apapun mutunya bisa tumbuh optimal dengan hasil maksimal. Ini adalah harapan yang nyata dan bisa diwujudkan, bukan utopia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H