Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Is This Heaven?"

18 Januari 2023   18:50 Diperbarui: 18 Januari 2023   18:54 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Is this heaven? No, it's Iowa". Itu slogan sebuah kota yang dilihat oleh salah kawan penulis ketika dia tinggal cukup lama di Ames, Iowa State, USA beberapa tahun silam. Slogan itu artinya kurang lebih, "Inikah surga? Bukan, ini Iowa". 

Bagaimana nasib slogan itu sekarang, dia tidak tahu. Tetapi waktu itu slogan tersebut terasa menghenyakkan hatinya. Menghenyakkan karena ada nuansa keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. 

Biasanya slogan sebuah kota atau daerah lebih berkutat pada seputaran keadaan ketertiban, kebersihan dan keamanan. Beberapa contohnya: "beriman", singkatan dari bersih, indah, manfaat, aman, dan nyaman. Atau: "bercahaya" berarti bersih, elok, rapi, ceria, hijau, aman, dan jaya. 

Ada juga yang berbunyi: "santri" , akronim dari sehat, aman, nyaman, tertib, rapi, dan indah. Contoh lainnya: "satria" kependekan dari sejahtera, adil, tertib, rapih, indah, dan aman. Mirip-mirip dengan  "perwira" yang merupakan kependekan dari pengabdian, rapi, wibawa, iman, ramah, dan aman. 

Slogan-slogan tersebut di atas biasanya disesuaikan dengan ke-khasan daerah setempat. Misalnya, ada ke-khasan produksi kain batiknya, produksi ikan lautnya, banyak santrinya, kebersihannya dan seterusnya. Si pembuat slogan tentunya telah berusaha memberi makna terbaik yang cocok untuk daerah dan masyarakatnya. 

Slogan kota Ames di atas sepertinya agak berbeda. Dia berusaha menggambarkan daerah tersebut sebagai puncak impian tujuan manusia beragama, yaitu surga. Tempat yang serba nikmat, mudah, sejahtera, aman dan nyaman tanpa pembanding. 

Maka, apapun kondisi yang sebenarnya, terbersit ada keberanian dari kota tersebut menyetarakan diri dengan surga. Slogan itu seakan menjamin setiap orang yang berkunjung ke sana akan merasa lagi berada di "heaven". 

Menurut kawan ini, dalam kenyataannya Iowa saat itu memang sebuah "state" di USA yang cukup tenang dan makmur. Aktifitas masyarakatnya mayoritas menggeluti pertanian, terutama ternak babi disusul ternak sapi, susu, ayam dan telor. Produksi jagung,dan kedelai juga tinggi. 

Bentang wilayahnya yang relative datar dan tidak bergunung-gunung. Pada musim tanam hingga panen hasil pertanian, pandangan mata didominasi oleh hijauan tanaman pertanian. Beda dengan imajinasi kebanyakan orang tentang USA, sebuah negara industry, disesaki dengan gedung-gedung tinggi dan cerobong-cerobong asap pabrik. 

Slogan itu juga seperti sebuah tawaran, sebelum Anda benar-benar sampai ke surga, jangan lewatkan, silahkan datang ke Ames, Iowa, terlebih dulu. Sebuah tawaran yang menambah kesan rasa percaya diri yang tinggi, siap "digugat" kalau kenyataannya nanti jauh dari bayangan. Tetapi namanya juga slogan, biasanya dilebih-lebihkan. 

Pada dasarnya apapun bunyi slogannya, paling tidak akan memberi tambahan informasi bagi calon pengunjung dan di lain sisi, juga memompa semangat hidup bagi warga di dalamnya. Lebih bagus lagi kalau slogan itu mampu menimbulkan perasaan bangga dan rasa terhormat bagi warganya. Sebuah sikap patriotisme skala kecil. 

Bayangkan seandainya ada slogan sebuah kota yang berbunyi: "PREMAN". Dibuat sebagus apapun kepanjangannya, membacanya saja sudah memunculkan rasa takut dan enggan orang untuk berkunjung.  Warganya pun mungkin merasa malu. 

Bandingkan dengan slogan kota Tegal yang berbunyi: "Laka-Laka" yang bermakna "Tegal tiada duanya". Juga kota Makassar yang "sangar", berbunyi: "Sekali Layar Terkembang, Pantang Biduk Surut Ke Pantai". 

Tanpa penjelasan panjang lebar slogan ini akan memotivasi orang yang membacanya untuk hidup penuh semangat dan pantang menyerah. Slogannya para pemenang, bukan pecundang. 

Slogan dalam bentuk gambar yang memrepresentasikan jiwa bersemangat juang tinggi bisa dilihat dalam Three Lions, logonya Inggris, atau Eagle si burung Elang atau Garuda, sebuah lambang keperkasaan. Burung ini banyak dipakai sebagai logo negara, perusahaan dan regu Pramuka. 

Slogan itu biasanya cermin visi dan misi seorang kepala daerah dan bukan sesuatu yang tidak bisa diubah. Beberapa daerah merubahnya lebih dari sekali. Apabila ada rencana mengubahnya, ada bagusnya membuat sebuah slogan atau logo yang membangkitkan semangat juang dan jiwa patriotisme tinggi untuk membangun daerah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun