Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temanku, Profesor Wahyu Dwianto

31 Oktober 2022   10:49 Diperbarui: 31 Oktober 2022   10:53 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Begitu istimewanya seorang Profesor, bahkan memakai kacamata terbalik di tengah-tengah acara resepsi pernikahan pun dianggap pantas saja. Kejanggalan itu diterima lingkungan sebagai kelumrahan bagi orang sekaliber Profesor. 

Atau cerita tentang seorang profesor yang selalu memanggil istrinya dengan sebutan: sayangku, cantikku, manisku atau cintaku. Dia tidak pernah memanggil nama istrinya karena dia ternyata sudah lupa siapa nama istrinya. Dan masih banyak cerita lain yang diterima sebagai gambaran keistimewaan, bukan kekonyolan. 

Itulah istimewaan Professor. Tidak ada pertanyaan dan keraguan untuk keanehan dan kelucuannya karena memang mutu intelektualitasnya sudah teruji. Teruji di tempat kerjanya dan dilingkungannya, baik lokal, nasional, maupun internasional.  Orang akan menerimanya dengan ikhlas dan maklum-maklum saja. 

Pantas disyukuri, tidak ada yang aneh-aneh pada teman saya, Profesor Wahyu Dwianto. Dia tetap sosok yang bahkan sekarangpun masih pantas mengendarai sepeda motor trail seperti waktu dulu berangkat dan pulang kuliah. Dia juga tetap pria gahar yang dari dari bibirnya sering mengepul asap rokok. 

Dan, lebih dari itu, dia tetap rendah hati, sebagaimana ucapannya saat menutup obrolan di pagi hari itu. Dia sampaikan bahwa mimpinya menggeluti pendidikan tingkat tertinggi dan kepangkatan dengan gelar tertinggi sudah diraih. Dia kini sedang berusaha keras untuk memaksimalkan ikhtiarnya untuk menjadi hamba Allah SWT. yang baik. Selain juga keinginan kuatnya untuk berhenti merokok yang hingga artiel ini ditulis, belum terwujud. 

Akhirnya, tidak ada kejutan yang tidak berakhir.  Demikianpun pertemuan kami, beberapa menit setelah ngobrol sudah merubah rasa terkejut menjadi syukur. Bersyukur, Tuhan telah mengijinkan kami bertemu di waktu dan tempat yang baik. Maju terus Profesor dengan kiprahmu untuk meningkatkan produktifitas bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun