Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bermain Kata "Reshuffle"

29 Juni 2022   16:47 Diperbarui: 29 Juni 2022   16:55 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesempatan diangkat sebagai Menteri tentu akan membahagiakan dan membanggakan, apalagi dengan kewenangan hebat. Gajinya pun tentu tinggi, ditambah dengan beraneka tunjangan dan sederetan panjang daftar fasilitas penuh kenyamanan. Bayangkan saja, Ketua MPR, yang tidak kurang terhormatnya, tidak kalah gede gajinya, tidak kurang besar tunjangannya dan tidak sembarangan fasilitasnya saja masih bersedia menjadi Menteri. 

Sayangnya peluang menjadi Menteri itu sangat kecil dan lebih memiliki makna keberuntungan. Artinya, selain sepenuhnya hak prerogatif Presiden, kalau hanya ada satu atau dua posisi tersedia untuk seribu kandidat mumpuni yang berpeluang sama untuk mengisinya, maka yang terpilih adalah orang pilihan yang benar-benar beruntung.   

Bagi yang sedang tidak beruntung, inilah saatnya mendalami makna dari kearifan lokal Jawa yang berbunyi: "Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa" atau "jangan merasa bisa, tetapi bisalah merasa", sebuah ungkapan berisi ajakan untuk introspeksi diri. 

Berkontribusi membangun negeri bisa melalui cara apa saja, tidak harus menjadi Menteri. Memberi kritik, menyampaikan pendapat dan nasehat pun sebuah bentuk kontribusi penting untuk menjaga agar tidak oleng. 

Siapapun Anda, harapan menjadi Menteri selalu ada. Kalau sudah beruntung, apapun bisa terjadi. Orang yang tidak bisa berdagang pun tidak tertutup peluangnya orang untuk menjadi Menteri Perdagangan. Harapan tetap ada di ujung sana, tunggu saja dengan sabar reshuffle berikutnya.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun