Maka kemudian terciptalah citra sebagai pihak yang tampak polos, tulus, ikhlas, bijaksana, merakyat, pintar dan seabreg citra positif lainnya. Atau di sisi sebaliknya, terbangun persepsi sebagai pihak yang tampak jahat, kriminal, kasar, keras, radikal dan sekarung citra negatif lainnya.Â
Pencitraan tidak selalu jelek. Citra juga tentu saja diperlukan. Iklan dan promosi adalah juga upaya membuat citra bagus sebuah produk sebagai salah satu strategi pemasaran. Pencitraan yang canggih atas sebuah produk bisa membuat pelanggan sangat loyal.Â
Pencitraan lebih cenderung pada upaya mewujudkan keinginan seseorang untuk diakui, dipandang dan dipersepsikan sesuai dengan citra yang dibangunnya. Tentu saja di dunia yang fana ini tidak ada yang sempurna.Â
Banyak kejadian yang pada akhirnya membuat orang berkesimpulan bahwa pencitraan itu sifatnya sangat sementara. Apalagi di jaman teknologi super canggih seperti sekarang. "Kamera" bukan hanya dimiliki wartawan. Hampir semua orang sekarang punya "kamera" dan "koran". Maka tidak ada lagi yang bisa disembunyikan dengan "primpen".Â
Apalagi, di sisi lain, masyarakat sasaran pencitraan dari waktu ke waktu pun semakin cerdas. Semakin cerdas dalam melihat dan mencerna sesuatu. Bisa saja terjadi, maksud hati membangun citra baik, citra negatiflah yang didapat.Â
Sebenarnya tanpa berbuat apapun, setiap individu memiliki citranya masing-masing. Citranya terbangun dari kesan dan kenangan yang diingat orang lain atas apa yang ditinggalkannya.Â
Bicara tentang kesan dan kenangan, jadi teringat pada Pak Ketua RT di sebuah pemukiman. Pak Ketua RT ini dipilih hingga berulang kali setiap lima tahun. Itu terjadi karena masyarakat yang dipimpinnya memilihnya lagi, lagi dan lagi setelah merasakan langsung hasil kerjanya. Dia tidak tampak repot membangun, membuat dan memanipulasi citranya. Kerja nyatanya yang menyentuh hati telah menjadi citra positifnya di mata masyarakat.Â
Sayangnya dia hanya Ketua RT, prestasi, kinerja dan torehan nyata hasil kerjanya terlalu mewah untuk disebut sebagai legacy.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H