Mohon tunggu...
Sari Wardani
Sari Wardani Mohon Tunggu... Konsultan - Indonesia

Seni itu bukan sekedar cantik, indah, ataupun unik. Karena seni itu tidak terdefinisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Terlambat

12 Januari 2018   14:05 Diperbarui: 12 Januari 2018   16:12 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Freepik.com

Semua orang tau apa makna dari kata terlambat. Terlambat itu tidak hanya dalam satu hal misalnya datang ke sekolah terlambat dan lain sebagainya. 

Terlambat yang dimaksud disini adalah kehilangan waktu yang seharusnya bisa untuk menikmati masa-masa yang tak akan terulang kembali. 

Terlambat disini juga berarti bahwa seseorang melakukan sesuatu tidak pas sesuai waktunya, tetapi setelah waktu yang seharusnya itu berlalu. Melakukan sesuatu setelah semua orang melakukan dan ia baru memulainya. 

Setiap orang memang punya cerita sendiri, dan mungkin terlambat itu memang sudah menjadi jalan yang Tuhan berikan untuknya. 

Terlambat, akan membuat seseorang akan berpikir lebih banyak ketika suatu harapannya terwujud. Apalagi ketika masih berjuang memperoleh apa yang ia mau. 

Sebagai manusia wajib untuk bersyukur dan berpikir positif bahwa semua itu pasti ada makna tersendiri. Jika ada pepatah mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat itu memang benar. Karena pada kenyataannya ini bukan murni terlambat, tetapi proses yang lebih panjang yang harus dilalui untuk seseorang mewujudkan harapannya. 

Setelah harapan terwujud, maka harapan itu menjadi senjata untuk mencapai impian. Tetapi apakah proses mencapai impian itu akan sama seperti ketika mewujudkan harapan, dan apakah itu bisa disebut terlambat? Atau justru itu sebagai suatu doa yang dikabulkan tetapi tidak dalam waktu yang singkat. 

Proses yang sangat lama, yang kadang membuat seseorang itu benar-benar kehilangan masa-masa yang harusnya dinikmati. Bosan, jenuh, tidak lain juga terlintas ingin mengakhiri semua proses tersebut. Tetapi tunggu dulu, mengakhiri suatu hal tidak semua menuliskan kata tersebut. 

Setiap orang pasti akan mempertimbangkan orang-orang yang mempunyai kontribusi akan proses tersebut. Jadi, tentu itu akan menjadi luka tersendiri ketika seseorang mengakhiri suatu hal yang disini sesuatu itu adalah proses. 

Walaupun mungkin seseorang itu akan senang karena sudah tidak melakukan sesuatu dalam proses tersebut, dan mengubur semua harapan yang akan diwujudkannya. Tetapi dengan seperti itu ia justru akan benar-benar menjadi orang yang terlambat. 

Akan ada banyak sekali jawaban dari pertanyaan "apa sih yang membuat hidup itu berarti dan indah?" lalu apa alasan seseorang masih hidup hingga detik ini. Selain itu memang takdir Tuhan, setiap orang pasti akan melakukan sesuatu yang menjadi alasannya mengapa masih bertahan hidup. 

Tidak tentu alasan itu adalah sesuatu yang sangat besar, bisa jadi yang menjadi alasannya adalah karena seseorang tersebut mempunyai hutang dan itupun tidak begitu berarti. Sekecil apapun alasan itu, yang jelas seseorang masih punya alasan untuk masih berdiri dan hidup didunia dengan lingkungan sekitar. 

Orang yang sangat dekat bahkan orang-orang yang disayangi pun belum tentu tau apa yang menjadi alasan seseorang masih bertahan hidup walaupun itu alasan yang sesederhana mungkin. 

Sangat disayangkan ketika orang-orang terdekat justru tidak dapat membantu seseorang mewujudkan harapan sederhananya. Mungkin harapan untuk sekedar minum kopi bersama. Hal yang terkadang orang lain menganggap itu tidak berarti, justru hal itu ada artinya bagi seseorang. 

Setiap orang mungkin tidak tau mengapa seseorang mempunyai harapan yang begitu sederhana. Tapi yang jelas harapan sederhana itu dimulai ketika seseorang ingin mempunyai harapan yang lebih besar lagi. 

Pemikiran sederhana tentu ada, ketika seseorang tidak dapat mewujudkan harapan sederhannya, bagaimana ia mewujudkan harapan besarnya. 

Ketika orang tidak bisa melewati satu anak tangga, bagaimana untuk bisa sampai diatas. Untuk melewati satu anak tangga tersebut, seseorang butuh orang-orang disekitarnya untuk mengajari bagaimana kakinya harus melangkah keatas, menanamkan kepercayaan bahwa kakinya mampu melangkah dan sampai pada anak tangga pertama dan seterusnya.

Terlambat tidak cukup soal itu saja, tetapi terlambat juga bisa berarti bahwa seseorang menyepelekan kepentingan orang lain maka seseorang akan terlambat melakukan hal berarti untuk orang lain tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun