Mohon tunggu...
Sari Shantih
Sari Shantih Mohon Tunggu... Penulis - Bersuara melalui tulisan

Writer & Kompasianer

Selanjutnya

Tutup

Money

Quo Vadis Gulaku yang Manis

24 Mei 2019   02:45 Diperbarui: 24 Mei 2019   03:05 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dokpri
Dokpri
Pada akhir acara, Agus Wahyudi melanjutkan perihal pabrik gula tersebut. PT. Kebun Agung mempunyai rencana jangka panjang dan pengelolaan dana perkebunan yang baik, sudah semestinya petani maupun pabrik gula melakukan hal sama. Ia pun menegaskan bahwa impor itu untuk membangun pembangunan negeri. 

Pemerintah sedang menjalankan  teknik pelaksanaan beberapa komoditas yang layak diperlakukan, sehingga dapat membiayai pembangunan dalam negeri melalui impor. Ia juga mengambil contoh dari komoditas tembakau yang hanya memiliki luas 750.000 hektar, tapi mempunyai nilai tambah sampai 2000 trilyun rupiah.

Begitulah kondisi pergulaan Nasional saat ini, semoga pertemuan pada tanggal 16 Mei 2019 membuat pemerintah dan  semua para pelaku bergerak untuk memajukan produktivitas gula Nasional. Dan semoga petani gula mendapatkan keadilan dari pemerintah. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun