Mohon tunggu...
Sari Sekar Tanjung
Sari Sekar Tanjung Mohon Tunggu... -

Ditunggu kritik, saran, dan masukan konstruktifnya di kolom komentar. Hatur Nuhun www.kaskus.co.id/profile/viewallthreads/9243788 sstandjung.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Percakapan Tengah Malam - Senior Adalah Dewa (Part 3 & 4)

24 Oktober 2016   04:42 Diperbarui: 24 Oktober 2016   07:33 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat adzan Maghrib berkumandang, sampailah Marini di kostnya. Di kostnyapun tampaknya penuh dengan maba dari universitas lain. Harap maklum, di Jogja banyak universitas. Sehingga dalam satu kost/kontrakan tinggallah mahasiwa dari berbagai universitas. Diletakannya tas yang membebani punggungnya itu, selagi mencopot sepatunya. Ia melihat kamar mandi kosong, tak ada yang menggunakannya. Berpikirlah ia untuk mandi, sekadar merelaksasikan diri ditengah padatnya jadwal. Dibawalah gayung yang berisi sabun cair, pasta gigi, maupun facial foam itu.

Saat di kamar mandi, dilucutilah kemeja yang basah oleh keringat dinginnya. Air dari bak pun dituangkan ke tubuhnya yang dikatakan rata oleh para temannya. Disekalah karat-karat di tubuhnya, sehingga badannyapun berkilau kembali. Seperti para permaisuri kerajaan. Ritual mandipun selesai.

Kinilah saatnya berganti kostum yang lebih casual, jauh dari kesan formal.

TTD-SST

SENIOR ADALAH DEWA – PART 4


Dimasukkanlah pakaian-pakaian kotor itu kedalam keranjang, untuk dicucinya kemudian. Tak seperti gadis kebanyakan, penampilan Marini sangat jauh dari kata modis. Pakaian yang dikenakannya adalah pakaian yang kedodoran (barangkali dalamannya juga – Upps). Yang jelas Marini adalah orang yang cuek, apalagi soal make up. Tak satupun kosmetik yang dibelinya. Ia lebih suka membeli buku, majalah, novel dsb. Kalaupun lagi bokek ia membeli koran, biar nggak kudet-kudet amat. Ia mengenakan sweater berwarna abu-abu yang dibeli Ibunya dari Stockholm, Swedia. Pakaian itu sangatlah cocok digunakan ketika hawa dingin begitu menyengat.

Bawahannyapun terlihat serasi dengan celana training yang kedodoran (biar matching). Ia adalah gadis yang jauh (banget) dari hingar bingar popularitas, meskipun sangat berbakat dalam bidangnya. Tak sampai sejam ia mengerjakan laporan tentang Penembakan di Lapas Cebongan, iapun tertudur pulas. Beralaskan tumpukan kertas. Karena sudah mengantisipasi, alarm jamnyapun disetel pukul 23.45 supaya tidak lupa menonton berita tengah malam. 

Pukul 23.45 tepat, alarmnyapun berbunyi. Dimatikanlah HP jadul miliknya, sembari mengumpulkan nyawa, Marinipun berusaha bangun. Dengan sempoyongannya ia melangkahkan kaki menuju TV yang ada di dekat ruang tamu. Dari jauh, teman sebelah kostnya Mbak Zahrani menanyakan tujuannya.

“Mau keluar ya Mar.” kata Mbah Zahrani dengan mimik penasaran.

“Enggak Mbak, mau nonton TV. Ada tugas OSPEK buat meresume berita tengah malam. Maklum Mbak, masih maba.” kata Marini dengan lugasnya.

“Ohh gitu ya, selesaiin gih tugasnya, biar nggak dimarahin para ospekers. Panitia OSPEK nya FISIP garang-garang loh tahun ini. Hati-hati ya Mar. Hihihi.” Kata Mbah Zahrani, mahasiswa Prodi Administrasi Negara semester 5. Satu kampus dengan Marini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun