Apa yang perlu diperbaiki dari perilaku tersebut? Bukankah kita lebih mendahulukan kebutuhan, daripada keinginan.
Apa yang musti dibanggakan? saat semua bisa terbeli. Sifat tamak dan rakus justru akan muncul. Padahal seyogyanya kita mampu mengendalikan itu, karena termasuk nafsu. Dan Jangan terjebak pada sifat riya atau pamer.
Semisal, bicara makanpun sebenarnya hanya berhak menelan rejeki dengan sepiring nasi.
Apalagi, berlebihan membelanjakan uang atau harta yang dimiliki hanya untuk sebuah pengakuan identitas atau status kita di depan tetangga dan banyak orang saja, sedikit demi sedikit harus bisa dihindari sedari sekarang.
Saya sendiri juga belajar, ternyata memang harus bisa berlapang dada saat punya maupun tidak. Saya kira, anda pun juga benci dan menjauhi hal yang demikian.
Saya menganggap membelanjakan barang dengan sangat berlebihan semacam itu adalah awal dari sebuah bencana. Meskipun tidak terlihat nyata, namun sifat yang ditimbulkan (dengan sendirinya) secara terang-terangan akan menggambarkan bencana itu sendiri.Â
Yaitu akan Timbul Sifat Buruk setelahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H