Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Catatan Kecil di Surau Mungil

30 April 2020   19:45 Diperbarui: 30 April 2020   19:50 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses pembuatan ramuan herbal (dokpri)

Siang ini, selepas beraktifitas, aku habiskan waktu untuk berkunjung di sebuah tempat. Tempat yang selama ini bisa membuatku merasa nyaman, tenang dan teduh. Tempatnya kecil, dari kejauhan akan terlihat seperti gubuk sederhana. 

Tempat yang tak begitu luas, berdinding bambu dan beratap bekas reklame inilah kusebut Baitullah. Tempat sederhana untuk Sekedar bermajelis dan menuntut Ilmu Pengetahuan hal Keyakinan kepada Allah SWT.

(Depan Surau) Sebidang tanah kosong ditanami Jati (dokpri)
(Depan Surau) Sebidang tanah kosong ditanami Jati (dokpri)
Catatan Kecil,

Tahun 2015, titik balik perjalananku. Sejak itulah, tempat ini terpampang pada jidatku sebagai destinasi spiritual yang luar biasa. Berlapang dada saat suka maupun duka. Sering di saat aku Memohon, bersimpuh hingga berkasih sayang pada Tuhan Yang Maha Kuasa di tempat sederhana ini, dan selalu berhasil menyentuh rohani. Malu, kotor, bercak dan menjauh dari jasmani.

Pemilik Surau, sekaligus orang yang selama ini aku jadikan sebagai guru spiritual. Mbah Yoko, 53, namanya. Keseharian beliau, beternak ayam. Kandang yang berada disamping Surau, selama ini menjadi lahan mengais rejeki demi melanjutkan hidupnya. Memelihara ayam adalah hobby beliau sejak dulu. Dari peranakan hingga penggemukan.

Mbah Yoko, sang pemilik surau yang hobby beternak ayam (dokpri)
Mbah Yoko, sang pemilik surau yang hobby beternak ayam (dokpri)

Mbah Yoko berdua dengan istrinya juga mengembangkan bisnis jamu herbal yang didapatkannya ketika beliau terkena sakit keras. Pengalaman sakit itulah, membuatnya mencoba meramu bahan alami untuk kemudian menjadi sebuah produk jamu yang siap dikonsumsi. Berbekal pengetahuan inilah, Mah Yoko merasa bersyukur bisa membantu siapapun yang baru terkena ujian sakit.

"Kami persilakan siapapun untuk main ke Surau, siapapun, kami anggap mereka tamu Allah", Sambutan Mbah Yoko mengawali obrolan siang ini.

Panjang lebar kami berdiskusi, itupun tidak jauh dari Ayat Al-Quran. Termasuk tentang penyakit. Beliau bercerita, banyak yang datang minta kesembuhan dan beberapa penyakit yang InsyaAllah jika rutin meminum jamu buatannya, akan berangsur sembuh.

"Yang kesini rata-rata curhat tentang berbagai masalah Kehidupan, ada juga yang meminta kesembuhan. Saya bilang, hanya Allah Maha Penyembuh, saya hanya bisa buat jamu, harus rutin minum serta mengikuti pantangannya, contoh mana makanan yang memang boleh dikonsumsi dan tidak", Jelas Mbah Yoko.

Terkait sembuh atau tidak, menurutnya pula tergantung dari keseriusan orang tersebut meyakini saran yang dikandung dalam Ayat Al-Quran, bahwa apapun harus akal ini lurus ke Allah dan jangan berputus asa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun