Mohon tunggu...
Sari Oktafiana
Sari Oktafiana Mohon Tunggu... Guru - A mother of five kids who loves learning

Living in the earth with reason, vision, and missions...but I can't make everybody happy.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Madre: Salah Satu Cerita Tentang Ibu dan Semarak Kehidupan

18 Desember 2011   04:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:07 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah weekend yang kelabu yang membatalkan janji untuk melanjutkan penjelajahan menjejak peradapan Mataram Kuno ke Candi Gedong Songo dan merayakan weekend ke Semarang dengan seorang sahabat akhirnya terobati dengan ngelencer ke Malioboro Mall menghabiskan waktu ke Toko Buku Periplus dan Toko Buku Gramedia..sekian lama mengobrak-abrik rak buku demi buku..sekian waktu duduk tak peduli dengan selonjor akhirnya menemukan sebuah buku yang begitu menyihir tanganku untuk kuraih yaitu Madre.

Judul Buku: Madre; Kumpulan Cerita

Penulis: Dewi Lestari "Dee"

Penerbit: PT. Bentang Pustaka

Tebal: 162 Halaman

Cetakan: Kedua Bulan Agustus 2011

Aku membaca Madre dalam kehangatan malam yang masih menyisakan rintik hujan diluar sana, semua halaman kubaca dan kuhayati hingga melambungkan sebuah ruang imajinatif. Kalimat demi kalimat kubaca dan kuperhatikan. Kecerdasan bagaimana sebuah cerita bertutur menunjukkan Dee seorang penulis wanita yang bisa kukatan brillian. Dee memang bukan Pramoedya, bukan NH. Dini, bukan Romo Mangun, bukan Andrea Hirata,bukan Ahmad Tohari, bukan Sindunata, bukan Ayu Utami, bukan Kuntowojiyo, bukan Linus Suryadi, bukan Umar Kayam, dan bukan sederet novelist lain dimana karya-karya pernah kubaca, kuhayati dan kupikirkan.

Madre adalah kumpulan cerita dari berbagai macam sekuel kisah kehidupan. Editor dari Madre adalah Sitok Srengenge, sang penyair yang ucap sajaknya pernah membiusku dan juga membawaku pada sebuah perenungan yang jauh. Dalam hal ini aku melihat Madre lahir dari orang-orang yang memang punya kualitas dan kompetensi yaitu Dee and Sitok.

Madre adalah kompilasi dari cerpen dan sajak-sajak Dee, baik yang sudah terposting di blog pribadinya maupun yang belum terposting. Terdapat 13 sekuel cerita, yang beragam unsur intrisik maupun ekstrinsiknya. Yang begitu mengagumkan adalah Madre, Have You Ever?, Guruji, 33, Menunggu Layang-Layang dan Barangkali Cinta.

Madre adalah sebuah cerpen yang bertutur dengan bebasnya mempertanyakan hakekat kemerdekaan hidup dan menjejak lorong-lorong sejarah akan kehidupan anak manusia yang akhirnya membentuk mosaik demi mosaik.  Dalam setting kisah toko roti kuno, sejarah dan percintaan yang menjadi kisah romantika begitu manis bertutur, hingga mataku dan tanganku tak bisa melepaskan untuk menutupnya dan kemudian terlelap.

Madre adalah sebuah kisah tentang toko roti kuno yang mati suri yang menunggu pewarisnya untuk menghidupinya. Madre adalah biang adonan roti yang menjadi ragi roti sehingga memberikan rasa khas dan unik. Madre berasal dari bahasa Spanyol yang berarti ibu, Sang adonan Biang.Madre menjelma menjadi sosok Ibu bagi roti-roti untuk hidup dan mewarnai kehidupan.

Semua kisah yang dituturkan oleh Dee begitu humanis, natural dan menembus ruang-ruang multikultural. Ras, Agama, dan sejarah seakan-akan menjadi lenyap batas-batasnya tatkala kekuatan cinta hadir menembusnya.

Pertanyaan dan pergulatan akan kefanaan hidup akan ditemukan dalam sekuel Guruji. Upaya pembebasan diri dari rasa mencintai yang begitu egois dan kembali merayakan cinta demi cinta itu sendiri diceritakan dengan sangat manis oleh Dee. Dan Benar bahwa upaya pembebasan dari jerat dan belenggu cinta itu penuh penderitaan, terjal.

Have you ever? adalah kisah yang berupaya kembali pada lorong-lorong labirin gelap, bahwa hidup kadang seperti perjudian. Kalah, menang, Hidup, Mati adalah tipis perbedaannya. Mengikuti kata hati kemana akan berpihak dan jujur itulah pesan moral yang ingin disampaikan dalam "Have You Ever?" dan semoga tafsirku tidak salah.

"Menunggu Layang-Layang" adalah kisah cinta sosialita. Kisah cinta yang bergelut akan kesetiaan cinta pada spiritnya, ruhnya dan ketidaksetiaan akan cinta hingga terjebak pada dunia materi dan menubuh. Menarik...Karena cinta kadangkala adalah wilayah misteri melampaui ramuan kimia dan biologi yang menyesakkan ruang batin dan logika rasionalitas.

Dan sungguh dengan menulis cerita ini, aku pun tidak membual tetapi bercerita akan sebuah buku yang menarik, membuatku tidak membunuh waktuku pada sebuah perjalanan yang hampa dan sepi tetapi sebuah buku yang membuatku mengatakan bahwa ini sebuah cerita mengesankan yang ingin kubagikan.

Dan ingin kukatakan bahwa Dee adalah penulis yang cerdas dan kontemplatif! Nice reading...

Yogyakarta, 18 Desember 2012

Dengan Iringan lembut suara Bruno Mars dan kedip lampu Blackberry yang menyala merah.

Sari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun