***
Aku mengalihkan pandangan ke arah pintu ketika suaramu terdengar. Seseorang yang telah lama aku rindukan.
"Anand," tanpa aba-aba, aku mengucapkan namamu.
Kamu tersenyum, membuat matamu serupa bulan di tanggal ketujuh.
Kamu bertanya apakah aku bisa menutup toko lebih awal. Aku tertawa, lalu buru-buru memutar tanda buka di pintu menjadi tutup.
"Kamu mau tiramisu?" kataku membuka percakapan.
"Aku senang kamu masih ingat. Tapi, sekarang aku lebih menyukai banana smoothies," katamu.
"Aku akan membuatnya," aku kembali mengenakan celemek dan mulai menyiapkan gelas jus untukmu. Kaki jenjangmu melangkah ke arahku, berdiri di sisi kanan.
"Biarkan aku melihatmu begini. Sekali ini saja, seperti ini. Aku kangen," katamu tanpa basa-basi.
"Itu sebabnya kamu kembali?" Aku penasaran apa yang membuatmu pergi kala itu.
"Aku hanya pergi sebentar. Tidak pernah benar-benar meninggalkanmu."