Plecing adalah mie letheg yang dimasak dengan tambahan gula jawa sehingga warnanya menjadi lebih coklat kemerahan dan rasanya menjadi lebih manis. Plecing ini dibuat untuk mengakomodasi selera orang Jawa yang menyukai rasa manis. Plecing ini ada 2 jenis, yaitu plecing garing yaitu tanpa kuah dan plecing kuah atau plecing godhog yaitu plecing dengan kuah.Â
- Vareasi isian
Meskipun mie letheg ini bisa dimasak dan dihidangkan sebagai mie saja, namun sebagian besar mie dimasak dengan tambahan bahan yang lain atau isian untuk membuat hidangan menjadi lebih enak dan bergizi. Beberapa isian yang banyak ditemukan dalam letheg adalah telur, daging dan sayuran.Â
Telur merupakan isian yang paling banyak digunakan dalam mie letheg. Telur ayam, telur bebek atau telur asin bisa digunakan untuk memasak mie letheg dan menjadikannya menjadi lebih gurih dan nikmat.Â
Selain telur, isian yang sering dipakai adalah daging ayam. Daging dari ayam yang sudah direbus dan disuwir-suwir banyak ditambahkan untuk membuat mie menjadi lebih menarik dan nikmat. Daging sapi matang yang dipotong-potong sebenarnya juga bisa digunakan sebagai isian, dengan menghasilkan rasa yang sedikit berbeda
Bahan lain yang bisa digunakan sebagai isian adalah sayuran yang membuat hidangan menjadi lebih segar dan sehat. Sayuran  yang biasa ditambahkan adalah: loncang, seledri dan kool.Â
Sayuran yang lain juga bisa ditambahkan, apabila diinginkan untuk membuat mie menjadi lebih kaya rasa. Bagi anda penggemar rasa pedhas, maka bisa ditambahkan cabe atau mrica untuk memberikan sensasi rasa pedhas sesuai dengan keinginan.Â
Cara memasak mie letheg.
Mie letheg ini dimasak dengan cara yang sama seperti halnya mie yang lain. Apabila anda biasa memasak mie atau nasi goreng, maka anda akan dengan mudah memasak mie ini. Berikut ini cara memasak mie letheg.
1. Rendam mie letheg dalam air sampai lunak.
Mie letheg ini dijual dalam keadaan kering dan keras. Mie ini harus direndam dulu sampai menjadi lunak dan kenyal dengan tekstur yang pas untuk dimakan. Â Perendaman mie ini harus dijalankan dengan waktu yang tepat. Perendaman yang kurang lama menghasilkan mie yang keras, sebaliknya prendaman yang terlalu lama akan membuat mie menjadi terlalu lunak, "lodrok" atau bahkan bisa hancur.